Selasa, 25 Januari 2011

Manajemen BCCT Terintegrasi Nilai-Nilai Islam

Manajemen Model Pembelajaran BCCT
Pada Anak Usia Dini Terintegrasi Nilai-nilai Islam

A. Konsep Manajemen

1. Pengertian Manajemen
Menurut Nanang Fatah (1988) Manajemen sebagai ilmu, yaitu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa, dan bagaimana orang bekerja.
Sedangkan menurut Nunung Chosanah (1994) Manajemen adalah bagaimana cara mengatur, membimbing, dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya, agar usaha yang sedang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manajemen merupakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui usaha orang lain atau ada usaha usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menilwrgunakan kegiatan orang lain. Menurut AECT 1977 membagi fungsi manajemen organisasi dan manajemen personalia sebagaimana dipraktekkan oleh administrator pusat dan program media. Manajemen melibatkan pengontrolan Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan, organisasi, koordinasi, dan supervisi. Manajemen merupakan produk sistem nilai. operasional. Kompleksitas manajemen sumber daya, personal dan desain, dan upaya pengembangannya teruntai dalam besarnya intervensi yang tumbuh dari departemen perusahaan atau departemen sebuah sekolah sampai intervensi pembelajaran berskala nasional dan multinasional global. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah manajemen memiliki banyak arti yang semuanya menunjukkan suatu kegiatan bersama.
2. Ruang Lingkup Manajemen
Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang manajer dalam kegiatan manajerialnya. Sehingga kegiatan manajerial yang dilakukan oleh manajer tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan proses manajemen. Proses tersebut bermula dari pembuatan perencanaan sampai pada pengadaan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mengelahui efektif atau tidaknya pelaksanaan rencanan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Secara menyeluruh, fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan/Planning:
Yaitu suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan gnna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu prograrn kerja sehingga organisasi akan dengan cepat mengetahui program program apa saja yang telah diagendakan dan akan dilaksanakan.
b. Pengorganisasian/Organizing
Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan antar fungsi. Penetapan stuktur organisasi beserta bagian bagian dan tugas serta wewenang akan membantu pihak top manajemen untuk memantau setiap bagian dalam organisasi dan dapat dengan cepat mengkoordinir karyawan untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya.
c. Penyusunan Staf/Staffing:
Termasuk didalamnya adalah perekrutan karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan dan pengembangan sumberdaya karyawan tersebut dengan efektif Penyusunan staf (Sumber Daya Manusia) yang tepat akan membentuk sebuah organisasi menjadi solid dan kuat.
d. Pengarahan/Directing :
Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan, motivasi pengarahan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif Fungsi pengarahan lebih menjurus kepada fimgsi kepemimpinan sebuah organisasi dimana seorang pimpinan dituntut mampu menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak mengarahkan, membimbing, menasehati, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum serta membina dengan. maksud agar manusia sebagai media menajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.
e. Pengkoordinasian/Coordinating:
Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi pekerjaan.
f. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, dalain hal ini pada dasarnya menjawab bagaimana semua fungsi manajemen sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan lembaga yang telah ditetapkan melalui kerjasama dengan orang lain dan dengan sumber daya yang ada, dapat berjalan sebagaimana mestinya (efektif dan efisien). Pelaksanaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan merealisasikan apa apa yang telah direncanakan.
g. Pengawasan/Controling:
Fungsi yang mernberikan penilaian, koreksi dan evaluasi atas semua kegiatan. Secara terus menerus melakukan monitoring atas pekerjan yang sedang dilakukan. Fungsi ini bertujuan untuk menyesuaikan rencana yang telah dicapai dengan pelaksanaan kegiatan. Hasil dari evaluasi pengawasan ini dijadikan sebagai bahan rekomendasi untuk kegiatan berikutaya.

3. Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah sering kali diartikan sebagai administrasi sekolah. Dalam berbagai kepentingan, pemakaian istilah tersebut sering digunakan secara bergantian, demikian hainya dengan berbagai literatur, acapkali dipertukarkan Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen dan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan.
Sesudah manajemen membuahkan aktivitas aktivitas tertentu dalam lembaga pendidikan dengan program programnya, sarananya, anggarannya, kriteria pelaksanaanya dan keberhasilan dan petunjuk¬petunjuk petaksanaannya, maka proses pendidikan dilaksanakan (Made Pidarta, 1988). Kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas adalah manajemen sekolah merapakan manajemen yang melaksanakan fungsi¬fungsi manajamen sekolah. Pelaksanaan fungsi fungsi manajemen sekolah harus berjalan secara terpadu dan berkesinambungan.


B. Konsep Model Pembelajaran
1. Pengertian belajar dan model pembelajaran
Menurut Hilgard dan Bower (1975) Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya. Terjadinya belajar adalah jika stimulus dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari wktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi sesudah mengalami situasi tersebut (Gagne, 1977). Menurut Morgan (1978) dalam Depag bahwa setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungannya, proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdsarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungannya, pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan secara mental dan fisik (Nur Hudallah, 2009).
Lebih lanjut diterangkan Nur Hudallah bahwa perubahan tingkah laku karena pembelajaran meliuputi perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional, perubahan tidak sementara, perubahan bersifat positif dan aktif, perubahan memilki arah dan tujuan dan perubahan mancakup seluruh aspek perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap dan perbuatan.
Model Pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal samapi akhir yang disajikan secara khas oleh guru, yang merupakan bungkus atau bingkai dari peneraan suatu pendekatan, model dan tehnikpembelajaran (Nur H &Muhtadi abdullah, 2009).
Pembelajaran adalah merupakan suatu proses (Dimyati, 2007:17) sebagai suatu sistem, proses pembelajaran terdiri atas beberapa komponen- komponen tersebut antara lain guru, siswa bahan ajaran, model, media evaluasi dan tujuan (Winkel, 1996 : 12-15) menyebutkan terdapat 5 faktor penentu yang mempengaruhi proses pembelajaran.
Lima faktor tersebut adalah : (1) faktor siswa (2) faktor guru (3) faktor struktur jaringan hubungan sosial (4) faktor sekolah sebagai suatu institut (5) faktor situasional (Winkel, 1987 :12-15). Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan, bahwa kualitas dan relevasi pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (1) siswa (2) tenaga pendidik (3) kurikulum (4) sistem belajar mengajar (5) fasilitas (6) sistem evaluasi (7) waktu yang tersedia maupun pengelolaan (Monks-Knoers, 2001:354-357).
Menurut Kamus bahasa Indonesia model berarti contoh sedangkan pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada seseorang untuk diikuti sedangkan pembelajaran adalah proses. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, jenis-jenis belajar yang sudah dikenal atau ditekankan adalah jenis belajar yang dikemukakan oleh Bloom yang dikenal dengan Taksonomi Bloom.
Menurut Bloom hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa dapat dibagi kepada tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan Gagne mengembangkan tiga jenis belajar menjadi lima kategori yaitu :
a. Belajar informal Verbal yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan bentuk bahasa lisan atau tertulis yang meliputi cap nama suatu obyek atau menyangkut data atau fakta. Dengan informasi verbal inilah manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dan dapat mengatur kehidupan sehari-hari.
b. Belajar Kemahiran Intelektual, yang berhubugan dengan lingkungan sekitar dalam bentuk satu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang atau simbol. Mulai dari persepsi, pembentukan konsep, menyusun kaidah dan memenuhi prinsip.
c. Belajar Pengaturan Kegiatan Intelektual, yaitu belajar bagaimana cara menangani aktifitas belajar dan berpikir sendiri misalnya dalam proses pemecahan masalah yang menuntut pendekatan-pendekatan yang tepat dengan mengatur arus pikiran diri sendiri.
d. Belajar ketrampilan motorik yang melibatkan kemampuan otot urat dan persendian secara langsung.Ciri utamanya adalah kemampuan automatisme. Contohnya terampil membaca dan menulis, terampil dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu dan sebagainya.
e. Belajar sikap, misalnya sikap disiplin dan bekerja dengan jujur dengan menanamkan penghayatan dan perasaan melalui pemberitahuan, penanaman keyakinan dan pembiasaan.
2. Gaya belajar
Gaya belajar adalah cara yang konsisten dilakukan oleh peserta didik dan mengkap stimulus atau informasi cara mengingat atau memecahkan masalah. Meskipun berbeda-beda cara belajar siswa para ahli dapat menggolongkannya menjadi tiga gaya yaitu:
a. Gaya Field Dependence Vs Field Independece
Gaya Field deference ialah gaya belajar dimana siswa mau memulai belajar apabila ada pengaruh dari luar atau perintah dari orng lain sebaliknya gaya belajar field independece adalah gaya dimana siswa mau belajar secara mandiri tanpa harus disuruh atau dipengaruhi oleh orang lain.
b. Gaya Preseptive Vs Receptive
Gaya Preseptive adalah kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran atau informasi dengan cara mengatur dan mengorganisaikan hubungan-hubungan terhadap konsep atau hal-hal dari informasi yang diterimanya agar dapat dikenali secara untuh.
c. Gaya Impulsive Vs Reflektif
Gaya implusive adalah gaya siswa dalam menyerap pelajaran cendeerung untuk cepat-cepat menyerap pelajaran cenderung untuk cepat-cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan secara mendalam atau tanpa memahami konsep-konsep informasi yang ditrimanya. Sedangkan gaya reflektif adalah gaya dimana dalam menyerap informasi siswa mempertimbangkan atau memikirkan semua konsep informasi yang diterima yang diterima.
d. Gaya Intuitive dan Sistematis
Siswa yang memiliki gaya intuitive dalam memecahkan masalah atau menjawab soal dilakukan secara intuisi atau menurut perasaannya saja. Sedangkan siswa yang memiliki gaya sistematis dalam menjawab soal atau memecahkan masalah, kemudian yang paling tepat untuk menjawab masalah tersebut.
Fogarty (1991) dalam B.E.f Montolalu mengemukakan sepuluh bentuk pembelajaran terpadu yang terdiri dari model fragmented. Model conekted, model nested, model sequenced, model shared,model webbed, model threaded, model integrated, model immersed dan model networked (B.E.F Montalalu, 2008) .
3. Model pembelajaran di PAUD
Model pembelajaran adalah mempunyai ciri model, isi model pembelajaran. Ciri model pembelajaran adalah pertama rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, kedua pembelajaran yang akan dicapai ketiga tingkah laku mengajar yang dipeerlukan agar model tersebut dapat dilakasankan secara berhasil keempat lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.
Berbagai model pembelajaran pendidikan anak usia dini berkembang pada akhir tahun 1960 dan awal 1970. menurut Roopnarine dan Johnson model pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu model Montessori, model tingkah laku dan model Interaksionis (Soemiarti Padmonodewo 2000:91)
Dalam model pembelajaran Montessori sebagian alat-alat yang bersifat mengoreksi diri. Alat-alat yang digunakan dibagi menjadi 4 kategori yaitu mengembangkan ketrampilan yang dipergunakan sehari-hari dan kemampuan yang bersifat sensoris, akademis, budaya dan artistik. Ketrampilan yang dipergunakan sehari-hari adalah mengurus diri dan lingkungannya, misalnya menggosok sepatu dan membersihkan lanyai. Kegunaan dari ketrampilan ini ialah untuk menumbuhkan disiplin diri, kemandirian, konsentrasi dan kepercayaan diri.
Tujuan utama model pembelajaran Montesseri adalah perkembangan anak secara individual. Dalam kenyataannya belajar pada anak tidak lebih penting dari perkembangan mental atau intelektual anak. Dengan kata lain tujuan pendidikan model pembelajaran Montesseri dititik beratkan pada ketrampilan intelektual secara umum, bukan pada ajaran khusus.
Model tingkah laku berdasarkan teori dari John B.Watson,E Torn dan B.E Skinner. Mereka yakin bahwa tingkah laku dapat dibentuk oleh suatu respons yang diiukuti suatu perilaku tertentu. Dalam belajar menurut model tingkah laku anak akan memperoleh pengetahuan berdasarkan interaksi yang berulangkali dengan lingkungannya. Konsekwensi dari interaksi yang berulangkali adalah reward dan punishment ditentukan apabila interaksi yang berulang-ulang.
Tujuan dari model pembelajaran tingkah laku adalah tercapainya kemampuan akademik dalam bahasa, membaca dan aritmatika. Anak-anak diharapkan mampu menjawab pertanyaan dari guru secara baik dengan kalimat yang lengkap dan mengemukakan dengan jelas. Para ahli percaya apabila anak mampu dalam bidang akademik akan mampu meningkatkan konsep dirinya. Perkembangan motorik bukan tujuan utama model ini.
Model interaksionis berdasarkan pada teori belajar Piaget. Beberapa pendekatan dalam model ini meliputi dilakukannya secara afektif, memanipulasi obyek, menstimulasi motivasi intrinstik, mendorong agar anak mengalami proses asimilasi, akomodasi agar anak melakukan interaksi dengan orang lain.
Tujuan dari model interaksionis adalah menstipulasi seluruh area perkembangan anak. Baik perkembangan fisik, sosial, emosional maupun kognitif semuanya dianggap sama pentignya. Perkembangan bahasa dan penekannya pada proses belajar dianggap penting pula.
Sedangkan isi model pembelajaran itu sendiri adalah pertama deskripsi lingkungan belajar, kedua pendekatan model, ketiga manfaat pembelajaran, keempat materi pembelajaran (kurikulum) media dan desain pembelajaran (Bambang hartono, 2008). Model pembelajaran menggunakan pendekatan yaitu suatu jalan atau cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) meliputi :
a. Model pembelajaran berdasarkan kelompok
b. Model pembelajaran berdasarkan minat
• Model area
• Model BCCT
• Model kecerdasan jamak
• Model pusat pengembangan
• Model gabungan
Model pembelajaran berdasarkan kelompok adalah dalam suatu kelas dikelompokkan menjadi beberapa kelompok biasanya dibagi menjadi tiga atau empat kelompok pengembangan. Dalam satu hari indikator yang dikembangkan meliputi agama Islam, pembiasaan, bahasa, kognitif, motorik kasar dan seni.
Model pembelajaran berdasarkan minat adalah model pembelajaran yang berpusat pada anak yang memiliki tujuan agar anak memiliki kemampuan untuk mewujudkan dan mengakibatkan perubahan, manjadi, menjadi pemikir-pemikir yang kritis dan mampu membuat pilihan-pilihan, menemukan dan menyelesaikan permasalahan menjadi kreatif, imajinatif, kaya gagasan serta memiliki pengertian terhadap masyarakat negara dan lingkungannya (Diknas, 2002).
Model pembelajaran area mempunyai pusat-pusat kegiatannya yaitu area seni, area drama, area musik area balok area matematika, area pasir dan iar, area ilmu pengetahuan dan sains, area bahasa, pengenalan huruf, bacaan tulisan,agama dan kegiatan luar kelas (Diknas ,2004).
Sedangkan model pembelajaran sudut mempunyai lima sudut yaitu sudut ketuhanan, sudut keluarga, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sdudut alam sekitar (Diknas, 2002).
Sedangkan model pembelajaran berdasarkan pengembangan meliputi pengembangan moral dan nilai agama, pengembangan fisik,pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial emosional dan pengembangan seni
Model pembelajaran dengan kecerdasan jamak meliputi kecerdasan bahasa,kecerdasan visual spasial, kecerdasan logika matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan olah tubuh, kecrdasan mengenal diri sendiri , keceerdasan mengenal orang lain, kecerdasan natural dan kecerdasan moral (B.E.F Montalalu, 2008:11.14) .Sedangkan model gabungan adalah menggabungkan seluruh model pembelajaran yang telah diuraikan diatas.


C. Konsep Model Pembelajaran dengan Pendekatan Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran (BCCT).
1. Pengertian pendekatan lebih jauh tentang sentra dan saat lingkaran (BCCT)
Di dunia pendidikan, Alloh SWT SWT telah membimbing para ahli pendidikan untuk meneliti dan merumuskan berbagai teori pendidikan. Kita banyak menjumpai berbagai sistem model atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak.salah satunya adalah model pembelajaran dengan pendekatan lebih jauh tentang sentra dan saat lingkaran atau dikenal dengan Beyond centers and circle times (BCCT).
Adapun yang dimaksud dengan model pembelajaran anak usia dini melalui pendekatan BCCT adalah (Depdiknas, 2004) :
a. Suatu pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
b. Dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik
c. Merupakan pengembangan dari pendekatan Montessori, High Scope, Head Star dan Reggio Emillia
d. Dikembangkan oleh Creative Center for Children Research and Training (CCCRT) Florida, USA
e. Dilaksanakan di Creative Pre Schoool Florida USA selama lebih dari 35 tahun baik untuk anak normal maupin anak yang berkebutuhan khusus
Bagaimana kaitan model pembelajaran anak usia dini melalui pendekatan BCCT/lebih jauh tentang sentra dan saat lingkaran (Depdiknas, 2004) :
a. Model ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak melalui bermain yang terarah
b. Model ini menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk aktif, kreatif dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mengikuti perintah, meniru atau menghafal)
c. Sebagaimana tercermin pada namanya model ini telah dilengkapi dengan standar operasional yang baku yang berpusat disentra-sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama guru sehingga lebih mudah diikuti terutama para pemula.

2. Keunggulan model pembelajaran melalui pendekatan beyond center and circle time (Nibras 2004)
a. Dengan izin Alloh SWT manusia telah diberi hidayah untuk menemukan sebuah sistem yang tepat untuk mengaplikasikan nilai-nilai kehidupan beragama.
b. Dengan bimbingan Alloh SWT, kurikulumnya diarahkan untuk membangun pengetahuan anak yang digali oleh anak sendiri melalui berbagai pengalaman main disentra-sentra kegiatan, sehingga dengan izin Alloh SWT akan mendorong kreativitas anak.
c. Dengan bimbingan Alloh SWT pendidik lebih berperan sebagai perancang, pendukung dan penilai kegiatan anak dengan mengkondisikan setiap anak untuk berperan aktif.
d. Pembelajarannya bersifat individual , sehingga rancangan dukungan dan penilainnya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan setiap anak
e. Semua tahapan anak telah dirumuskan dan dirinci dan jelas sehingga dapat dijadikan panduan dalam penilain perkembangan anak
f. Kegiatan pembelajaran tertata dengan jelas mulai dari penataan lingkungan main sampai pada pemberian pijakan-pijakan (scaffolding) sebelum, selama dan sesudah main sehingga dapat dijadikan panduan bagi pendidik pemula
g. Setiap anak mempunyai kemampuan dan kekuatan dari Alloh SWT untuk aktif, kreatif dan berani mengambil keputusan sendiri tanpa harus takut membuat kesalahan.
h. Alloh SWT telah memberikan ilham pada para ahli pendidikan untk merumuskan secara jelas setiap tahap perkembangan bermain anak melalui berbagai penelitian sehingga menjadi acuan bagi pendidik dalam melakukan penilaian perkembangan anak.
i. Para pendidik harus mencatat dan mengumpulkan hasil temuan dari eksperimen anak-anak dalam kegiatan bermain yang bisa dijadikan bahan pengembangan berikutnya.
j. Penerapan model BCCT ini tidak bersifat kaku, melainkan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan situasi dan kondisi setempat

3. Konsep pembelajaran anak usia dini dengan pendekatan BCCT
a. Kebutuhan bermain anak

Pernyataan Jean Piaget (depdiknas 2004) tentang bagaimana anak belajar yaitu “anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri, guru tentu saja bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian sendiri ia harus menemukannya sendiri.
Bermain merupakan suatu fenomena yang sangat menarik perhatian bagi para pendidik, psikolog ahli filsafat dan beberapa banyak lagi sejak beberapa dekade yang lalu. Bermain itu sendiri bukan hanya tampak pada tingkah laku aanak tetapi pada usia dewsa bahkan bukan hanya pada manusia (Spodek, 1991).
Melalui kegiatan bermain yang dilakukan anak guru akan mendapat gambaran tentang tahap perkembangan akan berkemampuan umum sianak. Bentuk bermain tersebut antara lain meliputi bermain sosial, bermain dengan benda dan bermain sosio dramatis (Soemiati Padmonodewo,2000103)
Lingkungan bermain yang bermutu tinggi untuk anak usia dini mendukung tiga jenis bermain yaitu (Depdiknas, 2004) :
1). Sensorimotor atau Fungsional
• Menangkap rangsangan melalui pengindraan dan menghasilkan gerakan sebagai reaksinya
• Anak bermain dengan benda untuk membangun persepsi
Anak sangat perlu memiliki pengalaman bermain sensomotorik
• Alloh SWT merancang cara belajar anak usia dini melalui panca indranya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka
• Alloh SWT mentakdirkan main sensomotorik merupakan respon paling sederhana sehingga gerakan yang terarah dan bermakna misalnya bayu menggeliat karena dingin, hingga anak melakukan gerakan mencium, memegang menendang dsb.
• Dengan izin Alloh SWT main sensomotorik penting untuk mempertebal neuron
• Melalui main sensomotorik Alloh SWT memenuhi kebutuhan anak untuk selalu aktif dan bereksperimen.
Kebutuhan main sensomotorik terpenuhi bila :
• Anak dissediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam benda dan alat permainan baik didalam maupun diluar ruangan
• Anak dibei kesempatan untuk bergerak secara bebaas, bermain dihalaman atau dilantai atau ditempat yang memungkinkan.
• Lingkungan baik didalam maupun diluar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan main yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak
Allah merancang pengalaman main sensorimotor pada anak usia dini merupakan rangsangan untuk mendukung proses kerja otak dalam mengelola informasi yang didapat anak dari lingkungannya saat bermain dengan badannya ataupun dengan berbagai benda sekitarnya.
2). Main peran atau simbolik
Main peran disebut juga main simbolik, role play, main pura-pura, make believe, fantasi, imajinasi atau main drama. Dan dengan bimbingan Alloh SWT anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang sudaah dimilikinya.
Main peran mempunyai fungsi bahwa melalui main peran Allah menunjukkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi, karena anak sudah dapat menahan pengalaman yang sudah didapatnya melalui panca indera dan menampilkannya kembali dalam bentuk perilaku pura-pura.
Main peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar perkembangan daya cipta, tahapan ingatan, kerjasama kelompok, penyerapan kosa kata konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, ketrampilan sudut pandang spesial, ketrampilan sudut pandang kognisi (bowen, 1995). Main peran membolehkan anak memproyeksikan dirinya kemasa depan dan menciptakan kembalai masa lalu dan mengembangkan ketrampilan khayalannya, dan main peran diyakini sebagai terapi bagi anak yang mendapatkan pengalaman traumatik.
Dan tujuan akhir bermain peran adalah belajar bermain dan bekerja dengan orang lain. Hal ini merupakan latihan untuk pengalaman-pengalaman di dunia nyata.
Main peran dibedakan menjadi dua yaitu main peran makro dan main peran mikro. Main peran Mikro adalah anak memainkan peran melalui tokoh-tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran kecil contoh kandang dengan binatang-binatang dan orang-orangan kecil. Sedangkan bermain peran Makro adalah anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat-alat berukuran yang sesungguhnya yang digunakan anak untuk memerankan sebuah tokoh contoh mamakai baju ayah dan menggunakan kardus sebagai mobilnya.
3). Main pembangunan
Main pembangunan menunjukan kemampuan anak untuk menghaadirkan pikiran ide dan gagasan menjadi karya nyata. Anak usia dini yang belum mempunyai pengalaman dengan bahan main pembangunan akan memulai dengan kegiatan sensomotorik. Mereka akan memegang dan membawa bahan main pembangunan sampai mereka mengerti penggunaanya. Seiring anak mengusai bahan-bahan main dan meningkatnya ketrampilan motorik halus, hasil karya menjadi semakin nyata.
Bahan main pembangunan dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat cair dan bersifat terstruktur, yang bersifat cair misalnya air, pasir, cata air, tanah liat, playdough, krayon, cat pulpen, pensil dll, sedangkan yang terstruktur adalah balok unit, balok berongga, balok berwarna, logo dll.
Pada tahun 1932 Mildred Parten mengamati anak-anak diprogram anak usia dini dan dalam penelitiannya menemukan jenis-jenis hubungan soaial sebagai berikut :
• Perilaku tidak peduli
• Tidak bermain, tetapi terlibat dalam perilaku tidak peduli
• perilaku penonton, anak memperhatikan anak lain ketiaka bermain, mereka berhubungan secara lisan tetapi tidak ikut bermain.
• Main sosial sendiri anak terlibat dalam main dengan dirinya sendiri main yang dimaksud adalah sepenuhnya mengatur sendiri.
• Main sosial berdampingan anak bermain dekat dengan anak lainnya, anak terlibat dalam permainnya sendiri namun ia senang dengan kehadiran temannya.
• Main sosial bersama anak bermain dengan anak lainnya secara kelompok , ia dapat bertukan bahan main tetapi tidak ada tujuan yang direncanakan.
• Main sosial bekerjasama anak main dengan anak lain dan mainanya memiliki tujuan yang direncanakan anak merencanakan dan berperan.
Pengalaman main anak yang bermutu tinggi sangat memerlukan waktu untuk bermain, tempat bermain, kegiatan dan alat-alat permainan yang tepat untuk mendukung main mereka dan pijakan dari guru ketika dibutuhkan. Konsep ini dalam menata lingkungan main yang bermutu tinggi untuk anak usia dini harus ditekankan untuk menyediakan tiga jenis main, intensitas, densitas dari pengalaman bermain.
Intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari sepanjang tahun. Konsep intensitas menekankan pada jumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, emosi dan fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan sekolah dikemudian hari.
Densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak. Onsep densitas menekankan pada kegiatan yang berbeda yang disediakan untuk anak oleh orang dewasa dilingkungan anak usia dini. Kegiatan ini harus memperkaya kesempaytan pengalaman anak melalui tiga jenis main dan dipilih sesuai dengan minat dan perkembangan anak. Dan pengalaman bermain anak yang bermutu tinggi seharusnya direncakan dengan hati-hati dan diberi pijakan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak.
b. Pijakan
Pengertian pijakan adalah adalah dukungan yang berubah-ubah selama kegiatan belajar dimana mitra yang lebih terampil menyesuaikan dukungan terhadap tingkat kinerja anak pada saat ini. Dukungan lebih banyak diberikan ketika tugas baru dukungan lebih sedikit ketika tugas main baru.
Pijakan Pengalaman main yang bermutu (BCCT)
1). Pijakan lingkungan main
Mengelola, merencanakan memiliki berbagai bahan dan menata kesempatan yang mendukung.
2). Pijakan Pengalaman sebelum main
Membaca doa, membaca buku, menggabungkan kosakata baru, memberikan gagasan,mendiskusikan,menjelaskan rangkaian kegiatan, mengelola dan merancang
3). Pijakan pengalaman main setiap anak
Memberikan anak waktu untuk mengelola, mencontohkan komunikasi islami yang tepat, memperkuat bahas anak,mengamati dan mendokumentasikan setiap kegiatan.
4). Pijakan setelah main
Doa, mengingat kembali, beres-beres
Model yang dipakai agar materi dapat diterima anak dengan utuh antara lain dengan tema dan sentra. Sedangkan materi itu sendiri adalah semua pengetahuan yang perlu dimiliki anak untuk sampai ke tujuan pendidikan yang tercakup dalam keenam aspek rukun iman, kelima aspek rukun Islam dan ikhsan
c. Tema
Tema merupakan bingkai bagi materi yang telah dirancang agar materi nilai-nilai kehidupan beragama bisa teraplikasikan dalam kegiatan bermain, semua materi dapat diberikan tidak ada yang tercecer, penggunakan waktu efektif, tidak materi yang diberikan yang tidak dibutuhkan anak, penggunkan waktu efisien tidak ada yang tumpang tindih dan semua materi yang akan disampaikan pada anak melalui hal-hal yang dekat dengan anak.
Belajar dengan tema membuat anak mampu memberikan perhatian, mendengarkan, mangamati,mengingat dan menyampaian kembali. Dalam model pembelajaran BCCT tema yang digunakan terintegraasi dengan nilai-nilai agama misalnya tema aku hamba Allah atau binatang ciptaan Allah
Menurut Kurikulum 2004 (Depag RI 2007) menyebutkan tema-tema yang dikembangkan dibagi menjadi dua semester adalah :
Semester satu meliputi :
1). Diri sendiri
Dalam tema diri sendiri terdiri dari dua sub tema yaitu Aku dan Panca indra yang mengenalkan adalah mengenai (a)identitas diri meliputi jenis kelamin, usia, nama ayah dan ibu, alamat (b) anggota tubuh yang meliputi kepala tangan kaki serta panca indra yang lain (c) ciri-ciri tubuh meliputi warna kulit, macam rambut, bentuk badan, (d) kesukaaan meliputi makanan, warna, permainan, kegiatan (e) Alat macam indra (f) Fungsi alat indra (g) Macam-macam rasa (h) macam macam perabaan misalnya kasar halus, tajam, panas dam dingin (i) macam-macam pembauan misalnya wangi, amis, busuk (j) macam-macam suara misalnya keras, lembut, nyaring dan melengking (K)macam-macam penglihatan misalnya jelas, buram, jauh, dekat, silau, gelap.
2). Lingkunganku
Tema lingkunganku terdiri dari tiga sub tema yaitu keluargaku, rumah dan sekolah dikenalkan mengenai (a) anggota badan (b) Fungsi dan tugas tiap anggota keluarga (c)Kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga (d) Tata tertib dalam keluarga (e) binatang piaraan keluarga (f) Guna rumah misalnya untuk berteduh, beristirahat (g) Macam rumah dilihat dari bahan pembuatannya (h) Jenis rumah misalnya rumah tinggal, kantor, tempat ibadah dll (i) Bagian-bagian rumah misalnya pintu, jendela, ruang tamu, garasi dll (j) alat dan perkakas dalam rumah mislnya meja, kursi, tempat tidur, almari dll (k)Lingkungan rumah misalnya kebun, halaman, tetangga (l) kegunaan sekolah (m)Gedung dan halaman sekolah (n) Orang yang ada di sekolah (o) alat-alat yang ada di sekolah dan kegunaannya (p) tata tertib sekolah (q) lingkungan sekolah.
3). Kebutuhanku
Tema kebutuhanku terdiri dari tiga sub tema yaitu makanan minuman , pakaian dan kesehatan kebersihan keamanan yang dibahas adalah mengenai (a) manfaat makanan dan minuman (b) jenis makanan dan minuman (c) asal makanan dan minuman (d) Adab makan minum (e) persyaratan makanan dan minuman misalnya bersih, dimasak, tidak baasi, ditutup (f) alat makan dan minum (g) Tata cara menyajikan makanan (h) manfaat pakaian misalnya untuk keindahan, kesehatan (h) manfaat kebersihan dan kesehatan (i) cara memelihara kebersihan dan kesehatan meliputi kebersihan diri sendiri dan lingkungan (j) alat-alat kebersihan (k) Akibat hidup tidak bersih dan tidak sehat (l) macam-macam penyakit yang ditimbulkan karena tidak memelihara kebersihan dan kesehatan (m) cara mencegah bayaha yang disebabkan oleh benda-benda dan obat-obatan tertentu.
4). Binatang
Tema binatang meliputi (a) jenis binatang misalnya binatang kesayangan, binatang ternak, binatang liar, serangga, burung, ikan (b) makanan binatang (c) tempat hidup binatang misalnya di air darat (d)Perkembangbiakan binatang (e) Bahaya binatang (f)Ciri-ciri binatang (g)kegunaan binatang
5). Tanaman
Pada tema tanaman yang dikenalkan kepad anak adalah (a) macam-macam tanaman (b) Fungsi tanaman (d) Cara menanam tanaman (e) Bagian-bagian tanaman
Semester dua meliputi:
1). Rekreasi
Pada tema rekreasi terdiri dari dua sub tema yaitu kendaraan, rekreasi yang dikenalkan kepada aanak meliputi (a) macam macam kendaraan (b) Guna kendaraan (c) Nama bagi pengendara atau pengemudi (d) tempat pemberhentian dan pemberangkatan kendaraan (e) Dengan apa saja kendaraan bisa bergerak (f) Bagian-bagian kendaraan (g) kegunaan rekreasi (h) Tempat-tempat rekreasi (i) perlengkapan rekreasi (j) tata tertib rekreasi (k) keadaan lingkungan dipesisir dan pegunungan (l) macam-macam pencaharian dipesisir dan pegunungan.
2). Pekerjaan
Tema pekerjaan memngenalkan (a) macam-macam pekerjaan (b) tugas-tugas/ pekerjaan dari macam-macam pekerjaan, (c) tempat bekerja (d) alat-alat perlengkapan yang dipakai.
3). Air Udara dan Api
Yang dikenalkan kepada anak pada tema air, udara dan api adalah guna air, bahaya air, asal air, sifat air, kegunaan air, angin, sumber api, warna api, sifat api, kegunaan api, bahaya yang ditimbulkan dan apa itu arang
4). Alat Komunikasi
Alat komunikasi yang dikenalkan adalah (a)macam-macam alat komunikasi (b) guna alat komunikasi (c) Bentuk fisik alat komunikasi (d) Cara menggunakan alat komunikasi dan macam-macam benda pos.
5). Tanah Airku
Tema tenah airku dikenalkan mengenai (a) presiden dan wakil presiden (b) ibu kota negara (c) Lagu kebangsaan (d) Lagu-lagu wajib yang mudah dihafal anak (e) suku-suku bangsa yang ada di Indonesia yang paling dekat dengan anak (f) pahlawan-pahlawan yang paling dikenal didaerah tersebut (g) hari-hari nasional (h) bangsa-bangsa lain yang tinggal di Indonesia (i) kota tempat tinggal (j) Tata cara kehidupan di desa dan di kota (k) mata pencaharian didesa dan dikota
6). Alam Semesta
Pada semester dua tema yang dikenalkan terakhir adalah gejala Alam yang terbagi menjadi matahari bulan bintang dan gejala alam yang dikenalkan adalah (a) kegunaan matahari, bulan bintang langit dan bumu (b) Yang menciptakan (c) kapan dilihat (d) macam-macam gejala alam misalnya gunung meletus, banjir, gempa bumi, tanah longsor, petir, ombak dll (e) Sebab terjadinya (f) pemeliharaan lingkungan
d. Penilaian
Dalam konsep pembelajaran pertama-tama harus jelas ”mengapa menilai” yang harus dimaknai sebagai harus jelas apa alasannya, apa niatnya dan apa maksudnya apa tujuannya menilai pembelajaran di RA. Banyak dan beragam alasan, niat, maksud dan tujuan menilai pembelajaran dan menilai belajar anak dari segi proses dan hasilnya tetapi harus jelas mengapanya menilai itu.
Penilaian kegiatan pembelajaran di RA dapat meliputi semua aspek kegiatan pembelajaran antara lain anak didik, guru, staf orang-orang dewasa disekitarnya yang terlibat dan keluarga anak didik dan sumber-sumber belajarnya, lingkungannya atau bahkan program kegiatannya secara keseluruhan.
Penilaian adalah suatu usaha untuk dapat mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh, tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar (Depag RI 2003:3) yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam SBPKB-RA.
Fungsi penilaian adalah
1). Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar
2). Membrikan informasi kepada orang tua tentang tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar dapat memperbaiki dan meningkatkan bimbingan motivasi.
3). Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak didik yang sesuai denga minat dan kemampuan anak didik yang memungkinkan anak didik dapat mencapai kemampuan secara optimal.
4). Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang memerlukan dalam memberikan pembinaan selanjutnya.
Penialaian mencakup proses dan hasil kegiata anak didik yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap perilaku serta ketrampilan yang telah direncanakan. Kenyataan menunjukkan bahwa cakupan hasil belajar yang berkenaan dengan ranah pengetahuan, sikap perilaku serta ketrampilan merupakan sesuatuyang dtidak dapat dipisahkan melainkan saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan kreativitas pada diri anak.
Dalam melaksanakan penilaian ada beberapa alat penilaian yang dapat digunakan dan di kelompokkan sebagai berikut (Depag RI 2003: 7-8):
1). Pengamatan observasi
2). Catatan anekdot
3). Pemberian tugas
4). Portopolio
5). Performance

Hal-hal yang dapat dicatat oleh guru sehari-hari sebagai bahan penilaian adalah pertama anak-anak yang belum selesai dapat menyelesaikan tugas lebih cepat dari yang lain untuk kegiatan yang diprogramkan, kedua kebiasaan perilaku anak yang belum sesuai dengan yang diharapkan, ketiga kejadian-kejadian penting yang terjadi pada hari ini.
Cara pemberian nilai dilaksanakan berdasarkan data/informasi perkembangan anak yang diperoleh baik melalui observasi/pengamatan maupun pemberian tugas yang kemudian disimpulkan dalam bentuk uraian singkat atau abjad. Berdasarkan hasil rangkuman perkembangan peserta didik setiap penggalan waktu tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk deskripsi singkat atau berupa abjad untuk masing-masing indikator.
e. Sentra
Sentra merupakan pusat kegiatan pembelajaran dengan model bermain sambil belajar terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Kegiatan sentra setiap hari terpusat pada materi yang sudah ditentukan.
Sentra yang dikembangkan adalah sentra ibadah, sentra persiapan, sentra seni kreativitas, sentra balok, sentra main peran, sentra bahan alam dan sentra musik dan olah tubuh. (Nibras, 2004)
1). Sentra Ibadah
Mengenalkan kehidupan beragama mempunyai tiga aspek landasan yang saling terkait satu sama lain yang tak bisa dipisah pisahkan yaitu rukun iman, rukun islam dan ikhsan. Keimanan yang tertanam dalam jiwa anak menumbuhkan niali-nilai ibadah yang dicontohkan oleh nabi Muhammad . ibadah yang dilakukan dengan kesadaran keimanan sangat berperan dalam karakter , watak dan adab perilaku sehari-hari yang akan membawa kebaikan bagi diri dan lingkungannya. Ikhsan dalam segala aktivitas baik hubunga dengan Alllah maupun dengan manusia maupun dengan lingkungannya sebagai aplikasi dari kehidupan beragama.
Proses mengenalkan kehidupan beragama sejak usia dini memerlukan ilmu, keahlian yang spesifik sistem pengelolaan yang baik dan tepat sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga potensi fitrah yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal.
Proses pengenalan agama yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dunia anak itu sendiri yaitu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain integrasi nilainilai agama. Sentra ibadah adalah sentral dari semua sentra yang memfasilitasi dan memotivasi anak dengan APE, cara bermain dan komunikaasi yang tepat sehingga dapat mengembangkan semua aspek perkembangan yang diberikan Allah
a). Landasan teori
Qs Al A’rof : 172
“dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah aku ini Tuhanmu?”mereka menjawab “betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi (kami lakukan demikian)agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan, sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah) (Depag RI).
Hadist Nabi.
“Muliakanlah kalimat laa ilaha illallah kepada anak-anak kalian dan ditekanlah kepada mereka kalimat laa illa ha illallah saat menjelang kematian” (HR.Buhori Muslim)
Prof.Dr Zakiyah Darajat
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mengembangkan seluruh dimensi yang ada dalam diri manusia yaitu fisik, akal, akhlak, iman, kejiawaan,estetika dan sosial kemasyarakatan yang bertujuan membina manusia agar menjadi hamba Allah yang saleh dengan seluruh aspek kehidupannya yang mencakup perbuatan, pikiran dan perasaan“
b). Tujuan dan sasaran
• Mengenalkan Alloh SWT SWT kepada anak sebagi pencipta seluruh alam melalui sifat-sifat dan ciptaanNya
• Menanamkan kecintaan anak kepada Alloh SWT SWT melalui pembiasaan, senang melakukan perintah Alloh SWT dan menkjauhi larangan Alloh SWT sesuai dengan kemampuan anak
• Membentuk perilaku akhlak anak sebagai sumber daya manusia yang berkualitas(beriman dan bertaqwa)
• Mengembangkan akhlakul karimah
• Mengembangkan aspek rukun Iman, rumun Islam dan mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.

2). Sentra Persiapan
Allah yang maha pencipta telah menciptakan dan menyiapkan sumber-sumber bahan alam dibumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mahlukNya. Salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berkualitas dengan menstimulus seluruh kecerdasan diantaranya bermain keaksaraan.
Sentra persiapan memfasilitasi anak dengan alat permainan edukatif yang memperluas pengalaman keaksaraan (membaca menulis matematika) melalui kegiatan bermain yang berkualitas dan menyenangkan. Melalui kegiatan yang edukatif dan sesuai dengan perkembangan anak akan menciptakan suatu integrasi antara membaca, menulis dan matematika.
a). Landasan teori
Qs. Al Alaq 1-5
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang telah mengajarkan dengan kalam. Mengajarkan manusia dengan apa yang mereka tidak tahu”
b). Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari sentra ini adalah menumbuhkan kecintaan akan ilmu Alloh SWT , menumbuhkan minat baca dan menulis dan matematika, mengenalkan peraturan kepada anak untuk menumbuhkan rasa disiplin, mengenalkan sosialisasi sejak dini agar terbiasa untuk saling bekerjasama
c). Munculnya keaksaraan dan Anak
Untuk memperoleh munculnya keaksaraan yang bermutu diperlukan
- bahasa oralkarunia Alloh SWT (kosa kata, menunjukkan bahasa, mendengar,paham)
- mulai tertarik dengan fonologi karunia Alloh SWT ( irama, campuran, potongan)
- mulai tertarik pada tulisan kepandaian dari Alloh SWT
- pengetahuan tentang abjad kepandaian dari Allah


3). Sentra seni kreatifitas
Setiap manusia menerima anugerahdari Allah yang dibekali sejak lahir. Anugerah itu berupa potensi awal yang bersifat positif untuk berkembang, yang disebut oleh ahli-ahli agama sebagai fitrah, yaitu suatu potensi yang bersifat suci, positif dan siap berkembang mencapai puncaknya. Di dalam potensi itu terdapat potensi-potensi fisik,pikir,rasa.spiritual. Allah memberikan ilham untuk manusia ketika banyak mempergunakan akal pikirannya dan menghidupkan kalbu (hati nurani) dengan menddkatkan diri kepada Allah, maka lahirnya dalam dirinya kreativitas.
Kreativitas berasal dari kata dasar kreatif yang berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk mencipta. Prof. Hasan Langgulung (1991:73) mengutip pendapat Maslow tentang pengertian kreativitas, adalah kebolehan yang mampu menyatakan pikiran dan penggerak-penggerak tanpa segan dan takut dari cemoohan orang lain.
Keunikan merupakan dasar kreativitas anak-anak, maka setiap anak akan melalui proses yang berbeda selama bermain seperti melihat, mengamati, memegang, mencoba-coba memainkan,merobek, menggunting, menempel samapi pada tahap mewujudkan pengalaman bermainnya ke dalam sebuah hasta karya dan dalam menceriterakan hasil karyanya sebagai rasa bangga dan bersyukur kepada Allah yang telah membri kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Sentra seni dan kreativitas disiapkan sebagai sarana bermain sambil belajar untuk membantu mengembangkan aspek-aspek perkembangan nilai-nilai moral agama, kognisi,bahasa, afeksi, sosial emosional, psikomotor terutama untuk pengembangan kreativitas dan menanamkan kecintaan pada seni dan budaya islami yang beraneka ragam.
Tujuan dan sasaran
• mengembangkan bermain seni agar anak dapat mensyukuri nikmat Alloh SWT
• mengembangkan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, mengenalkan seni budaya, menyiapka anak untuk melalui tahap-tahap kretivitas yang dianugerahkan Alloh SWT kepadanya, mengembangkan aspek-aspek perkembangkan moral,agama, kognisi,bahasa, sosial emosianal, afeksi dan psikomotorik
• mengembangkan kordinasi mata dan tangan serta ketrampilan dalam berolah tangan




4). Sentra Balok

Anak adalah ilmuwan-ilmuwan kecil yang ditakdirkan Allah untuk berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya yang ingin sekali menjelajah dunia yang telah digambarkan Allah melalui pengamatan-pengamatan dan keinginan-keinginan mereka.
Pemain-pemain drama yang memerankan pengalaman-pengalamanya yang menarik dapat dituangkan anak-anak secara kreatif dalam membangun balok-balok tersebut, apalagi dengan dorongan-dorongan guru dan orang tua.
Dari hal-hal tersebut sentra balok dijadikan sarana untuk mengembangkan proses keimanan dan ketakwaan, kognitif, motorik, bahasa dan seni kreatifitaas melalui bermain balok
a). Landasan dan Teori
Qs Al Baqoroh 12
“Dan ingatlah ketika Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi-pondasi Baitullah sambil berkata “Wahai Tuhan kami, terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Jean Piaget
Saat anak mempresentasikan dunia mereka dalam bahan bangunan, mereka ada di posisi tengah anatara main dan kecerdasannya. Dari hal tersebut muncullah simbolik menjadi benda yang diwakili dan permainan simbolik ke peniruan yang nyata.
b). Tujuan dan Sasaran
• Melatih anak untuk menemukan konsep bahwa Alloh SWT yang memberi kemampuan/kepandaian kepada anak untuk bermain
• mengenalkan kepada anak untuk bersyukur kepada Alloh SWT karena telah menciptakan kayu untuk dijadikan balok
• mengenalkan kemampuan matematika
• menggunakan kosakata untuk berkomunikasi sebagai hidayah Alloh SWT
• Mengenalkan hubungan sosial yang Islami
• Melatih korninasi mata,tangan dan pikiran bentuan Alloh SWT
• Melatih bersikap baik seperti yang dicontohkan nabi
• Melatih anak untuk memecahkan masalah dan bekerjasama
• Memgembangkan perhatian terhadap bentuk-bentuk balok
• Melatih anak untu disiplin mengambil dan mengembangkan
c). Keuntungan bermain balok
• Ketrampilan hubungan dengan teman sebaya
• Kemampuan berkomunikasi
• Kekuatan dan kordinasi motorik halus dan kasar
• Konsep matematika dan geometri serta pemikiran simbolik
• Pengetahuan pemetaan dan ketrampilan membedakan penglihatan
d). Tahap perkembangan bermain balok
• Menggunakan balok tanpa membuat bangunan
- Tidak ada kontruksi/tanpa bangunan
- Susunan garis lurus ketas
- Susunan garis kesamping
• Kontruksi dua dimensi
- Susunan areal lurus keatas
- Susunan areal mendatar
• Kontruksi tiga dimensi
- Ruang tertutup mendatar/horisontal
- Ruang tertutup keatas vertikal
- Mengguakan balok untuk mambangun bangunan tiga dimensi padat
- Ruang tertutup tiga dimensi
- Menggabungkan/mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan/konstruksi.
5). Sentra Main Peran

Bermain peran merupakan saalah satu potensi dasar (fitrah islami) yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia, orang tua, pendidik dan lingkungan yang akan membentuk kepribadian anak secra paripurna atau mencari ridho Allah. Main peran adalah salah satu cara bagi anak untuk dapat mengembangkan pengendalian diri, perolehan pengetahuan, ketrampilan, kognisi, sosial emosi,bahasa, daya cipta, rangkaian ingtan, konsep-konsep hubungan ketrampilan sudut pandang afeksi (Gown, 1995) yang dibutuhkan anak dikehidupan selanjutnya.
Main peran disebut juga main pura-pura, amin khayalan, main fantasi,make believe atau simbolik. Dengan main peran anak dapat belajar dan bekerja dengan orang lain, mereka bermain peran sesuai dengan pengalaman yang dimiliki, jika anak memiliki hanya sedikit pengalaman maka akan kesulitan untuk mendapatkan pengalaman main peran. Main peran adalah simulasi anak dalam kegiatan kehidupan nyata dan membolehkan anak membayangkan dirinya kedalam masa depan sekarang dan menciptakan kembali kondisi masa lalunya.
a). Landasan dan teori
Qs. At taubah ayat 105 (Depag RI )
“Dan katakanlah bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata lalu diberitahukan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”
Hadist Nabi
“…….Sesungguhnya harumnya surga itu bisa tercium sejauh perjalanan seribu tahun. Demi Allah tidak akan mencium bau surga orang yang durhaka kepada ibu bapak dan orang yang memutuskan silaturahmi”
Vygotsky
“melakukan penelitian tentang main peran mendukung awal dua kemampuan penting yaitu kemampuan untuk memisahkan dari kegiatan dan benda, dan kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang diarahkan sendiri dengan sengaja dan fleksibel
b). Tujuan dan sasaran
• Dapat mengenal tata cara kehidupan beragama
• Mencintai Alloh SWT dan Rosulnya
• Mengenal profesi halal
• Mengaplikasikan akhlak nabi
• Mengaplikasikan kosa kata bernuansa imtaq dan iptek
• Mengembangnkan kemampuan berkomunikasi
• Senang berkarya sebagai suatu ibadah
• Aktif dan kreatif dalam berimajunasi
• Memiliki rasa empati yang lebih dalam
• Ikhas beramal
6). Sentra Bahan Alam
Allah yang maha pencipta telah menciptakan dan menyiapkan sumber-sumber bahan alam dibumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluknya yang ada di bumi, salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berfungsi untuk mengaplikasikan dan mengaktualisasikan dirinya, bermain yang berkualitas dengan menstimulasi seluruh kecerdasan.
Sentra bahan alam dipersiapkan sebagai tempat anak melakukan kegiatan bermain ssambil belajar dengan menggunakan bahan-bahan alam baik yang kering maupun yang basah untuk membantu proses perkembangan keimanan dan ketakwaan, bahasa, daya pikir daya cipta/ kreatifitas, ketrampilan jasmani. Daisamping itu jiga mengenalkan serta menanamkan kecintaaan alam yang telah Allah karuniakan.
a). Landasan dan teori
Qs.Yunus 24 (Depag RI)
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air tanaman-tanaman di bumi, diantranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak…….”
Jean Piaget
Anak semestinya membuat percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan materi yang tepat, tetapi yang menjadi intinya supaya anak bisa paham sesuatu, anak itu harus membuat,menciptakan dan membangun sendiri.
b). Tujuan dan sasaran
• Mengenal bahwa Alloh SWT yang menciptakan alam beserta isinya sebagai bukti adanya Alloh SWT
• Mengenalkan Alloh SWT bahwa Alloh SWT maha pandai yang telah menciptakan alam beserta isinya
• Melalui kegiatan ilmiah yang ada disentra ini mengaktifkan kemampuan psikomotorik, berfikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban yang tepat.
• Mengembangkan aspek-aspek perkembangan, sehingga mengembangkan konsep diri yang positif beriman dan bertaqwa
• Mengembangkan pemahaman tentang alam sekitar ciptaan Alloh SWT dan bagaimana mengolahnya dengan baik sesuai dengan aturan Alloh SWT
• Anda dapat memahami hubungan manusia dengan benda alam karunia Alloh SWT
• Memahami fungsi anggota badan sendiri termasuk panca indra serta perasaan dan pemeliharaannya menurut aturan Alloh SWT
• Dengan bimbingan Alloh SWT anak belajar membuat keputusan yang akhirnya mengarah pada kemandirian
• Belajar berakhlak dan berperilaku yang benar menurut nilai agama dan budaya lingkungannya
• Berbagai macam kegiatan yang mengfungsikan kontrol motorik halus karunia Alloh SWT adalah mempersiapkan anak untuk persiapan menulis.

7). Sentra Musik dan Olah Tubuh
Musik dan oleh tubuh sebagi sarana pembelajaran bagi anak tidak hanya menstimulus perkembangan dua potensi tersebut, tetapi lebih jauh juga sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik dan fungsi kerja otak yang dapat meningkatkan kecerdasan anak seperti daya spiritual, daya nalar, daya afektif, fungsi kesadaran berfikir secara ritmis, daya ingat serta fungsi-fungsi otak lainnya
Dengan terbentuknya sentra musik dan olah tubuh karunia Allah dikelompok bermain difasilitasi untuk belajar mengenal bunyi, nada, irama, berbagai suara serta gerak melalui kegiatan bermain sambil belajar. Alat-alat musik sederhana baik yang tradisional maupun modern yang terbuat dari bahan alam atau limbah keluarga . tujuan terpenting dari semua kegiatan itu adalah dalam rangka membangun pribadi muslim yang mampu berekspresi dan mengekspresikan seni yang tinggi dan bermoral.
a). Landasan teori
Hadist nabi
“ mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah”
“Allah itu indah dan menyukai keindahan”
Syaikh Muhammad Said Mursi menyatakan
“berolah tubuh secara terus menerus akan berpengaruh terhadap konsentrasi anak dan mengaktifkan kelenjar-kelenjar dalam tubuh serta melancarkan peredaran darah mengalir ke otak sehingga akan membantu meningkatkan kecerdasan anak.”
b). Tujuan dan sasaran
• Mengenalkan bunyi-bunyian dan anak dapat mengenal berbagai macam-macam bunyi ciptaan Alloh SWT
• Anak dapat bereksplorasi dan berekspresi dengan daya estetika yang tinggi dan islami
• Anak dapat mengembangkan bahasa dan dinamika suara serta anak lebih peka terhadap ketukan
• Anak dapat mengenal gerakan dasar tubuh dan mengontrol gerakan-gerakan tubuh yang telah dibekali oleh Alloh SWT

2) Integrasi Nilai-Nilai Islam
Kurikulum yang terintegrasi nilai-nilai Islam dikenal istilah manhaj yang berarti jalan terang yang dilalui pendidik beserta anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang berpijak kepada Al Qur’an dan hadits sebagai dasar utama pelaksanaan pendidikan Islam. Terkait dengan kurikulum yang akan disampaikan kepada anak usia dini pakar pendidikan seringkali merujuk kepada Qs Luqman ayat 13 (Oemar Muhammad 1984:478)
“Dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya sewaktu ia memberi pelajran kepadanya”Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah dosa besar”
Berdasarkan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa materi pelajaran yang disampaikan kepada anak adalah:
a. Pendidikan ketauhidan artiya Anak didik harus dibimbing agar bertuhan kepada Allah SWT, hal ini mencakup mensyukuri nikmat Allah, meyakini adanya hari pembalasan dan melarang keras perbuatan syirik , materi ini merupakan hal yang paling utama harus disampaikan kepada anak didik
b. Pendidikan akhlak maksudnya anak didik harus memiliki akhlak terpuji, baik kepada Allah atau kepada ciptaan-ciptaanNya
c. Pendidikan amar ma’ruf nahi munkar jadi anak didik harus bersifat konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat.
d. Pendidikan kesabaran artinya harus diupayakan agar anak didik memiliki kesabaran dan keuletan dalam setiap aktivitasnya. Ini tidak lepas dari kenyataan bahwa untuk meraih keinginan dan cita-cita seseorang seringkali harus melewati berbagai tantangan dan rintangan yang bisa muncul dimana saja ( Ahmad Tafsir, 1991 :190)
Dalam kurikulum yang terintegrasi Islam pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan adalah ajaran Islam itu sendiri yang garis besarnya adalah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu aqidah, ibadah dan akhlak (Nipan Abdul halim, 2001:92).
1. Pendidikan Aqidah
Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar, yakni terposisikan dalam rukun yang pertama sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang Islam dengan non Islam (Nipan abdul halim, 2001:95)
Aqidah secara etimologi berarti ikatan, sangkutan secara tehnik berarti kepercayaan, iman. Pembahasan mengenai aqidah biasanya berkisar pada rukun iman yang enam yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat-malaikatNya, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada RasulNya,iman kepada hari kiamat dan iman kepada Qada dan Qadar. (Depag, 2004:6).
Pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dsar syariah sejak anak mulai mengerti dan memahami sesuatu (Abdullah nahih Ulwan, 1981:151).
Dalam Al Qur’an disebutkan “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S 31:13)
Menurut Aisyah Nurmi cara mengenalkan Allah pada anak adalah
• Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari)
“Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.” (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
• Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik seperti beli roti.
• Memanfaatkan momen religius
Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum bareng.
• Memberi kesan positif tentang Allah dan kenalkan sifat-sifat baik Allah
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
• Beri teladan
Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
• Kreatif dan terus belajar
Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan. Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan anak.
Tauhid adalah mengesakan Allah Azza Wa Jalla dengan segala sesuatu yang khususuntuk Nya dan wajib dimilikiNya. Sedangkan iman adalah pembenaran yang disertai sikap menerima dan tunduk (Abdullah Bin Baz dkk, 2000:41).
Pendidikan Akidah yang diajarkan kepada anak usia dini sesuai dengan pelaksanaan kurikulum RA adalah:
1. Mengenal Allah dan ciptaannya
2. Mengenal malaikat dan tugas-tigasnya
3. mengucapkan dua kalimat syahadat
2. Pendidikan ibadah
Tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fikih Islam itu hendaknya diperkenalkan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri anak. Hal itu dilakukan agar kelak mereka tumbuh menjaadi insan yang benar-benar takwa yakni insan yang melaksanakan segala perintah agama dan taat pula dalam menjauh segala larangannya (M.Nipan Abdul Halim, 2001:102).
Hal-hal yang diajarkan kepada anak usia dini untuk pendidikan ibadah adalah dengan membiasakan sholat, mengajarkan puasa memberi zakat, mengenalkan idul fitri dan idul adha.
3. Pendidikan akhlak
Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh akidah Islamiyah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai. Dengan demikian dalam rangka mengoptimalkan perkembangkan anak dan memenuhi karaktristik anak yang merupakan individu unik yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan memberikan rangsangan-rangsangan dorongan-dorongan dan dukungan kepada anak. Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu disiapkan suatu kurikulum yang sistematis.
Dalam pengertian sehari-hari akhlak pada umumnya disamakan artinya dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia dan tidak pula dengan arti kata moral, ethic dalam bahas Inggris. Dalam bahasa Yunani untuk pengertian akhlak ini dipakai kata ethos,ethikos yang kemudian menjadi ethika dan etika dalam istilah bahasa Indonesia (Rizal Mustansyir, 2003:29). Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan akhlak tercela.
Menurut kamus bahasa Indonesia akhlak adalah budi pekerti , atau kelakuan. Menurut Ibnu Miskawaih dalam mansur (2005:221) menguraikan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih . Karakter yang merupakan suatu keadaan jiwa itu menyebabkan jiwa bertindak tanpa berpikir atau dipertimbangkan secara mendalam dan keadaan ini ada dua jenis.
Pertama alamiah bertolak dari watak misalnya pada orang yang mudah sekali marah hanya karena masalah kecil atau yang takut menghadapi insiden hanya karena perkera sepele. Kedua trcipta melalui kebiasaan atau latihan dan pada mulanya keaadaan ini terjadi karena dipertimbangkan atau dipikirkan namun kemudian kaena praktek terus menerus akhirnya menjadi karakter yang tidak memeerlukan pertimbangan dan pemikiran.
Menurut Al Ghazali dalam mansur (2005 : 222) akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa dari sifat itu timbul perbuatan-perbuatan yang mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu.
Hadits dari Ibnu Abas Rasulullah bersabda:
“… Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”
Manusia itu tidak dilihat dari harta, ilmu atau kekuasaannya, tetapi ditentukan sepenuhnya oleh akhlak yakni perbuatan yang baik atau takwanya dan seberapa jauh nilai-nilai etika yang menjiwai dan mewarnai segala tindakannya (Sayid Usman 1907:26). Agama adalah sumber akhlak yang tidak pernah kering karena agama memperhatikan dan mengatur setiap perbuatan manusia.
Fungsi akhlak yang terpuji adalah untuk mencapai kebahagiaan menurut Sayid Usman dalam Mansur (2005:226) akhlak terpuji pada seseorang dapat menghantarkan manuisa untuk mencapai kesenangan, keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat, adapun akhlak terpuji adalah akhlak yang disukai atau dicintai oleh Allah yakni tidak mengandung kemaksiatan.
Kaitannya dengan ilmu pengetahuan bahwa akhlak juga sangat penting dalam pengembangan ilmu dan sain. Dengan akhlak manusia berbeda dengan hewan. Akhlak manusia terdiri dari akhlak yang terpuji dan akhlak yang tercela, akhlak yang terpuji maksudnya adalah perbuatan-perbuatan baik yang datangnya dari sifat-sifat batin yang ada dalam hati, adapun syarat-syarat diterima tiap-tiap amal sholeh itu dilandasi dengan sifat-sifat ikhlas karena Allah, wara artinya meninggalkan setiap hal yang haram atau yang ada subhatnya dan zuhud yang artinya meninggalkan tamak dan meninggalkan yang bagus-bagus dari kezaliman dunia baik berupa makanan, pakaian rumah dan lain-lain (Mansur, 2005 239)
Sifat-sifat tercela adalah sifat-sifat yang dibenci oleh Allah , sebab tidak diteerimanya amalan-amalan manusia antara lain adalah ujub yaitu melihat kebagusan dan kebajikan diri sendiri dengan ajaib seingga dia memuji akan dirinya sendiri. Takabur yakni membesarkan diri diatas yang lain dengan pangkat, harta ilmu dan amal, riya yaitu beramal dengan tujuan ingin mendapatkan pengkat, harta, nama, pujian sebagai lawan dari ikhlas dan hasad adalah dengki, suka harta dunia baik halal maupun haram, lawan dari wara’dan zuhud. Akhlak tercela lainnya adalah mengumpat, namimah, main judi, mencuri, mendngarkan bunyi-bunyian yang haram dan melihat sesuatu yang haram (Mansur, 2005:240).
Cara mengajarkan akhlak kepada anak adalah dengan cara:
a. Dengan cara langsung
Al Qur’an mengajarkan supaya anak berbakti kepada orang tua. Nabi Muhammad telah banyak membrikan contoh tentang moral dan akhlak melalui keteladanan.
b. Dengan cara tidak langsung
Dalam menyampaikan pendidikan secara tidak langsung dapat melalui kisah-kisah yang terdapat dalam Al Qur’an,kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Begitu pentingnya pengawasan akan perkembangan anak serta menanamkan kebiasaan yang baik guna mencapai akhlak yang mulia. Penanaman akhlak sangat dipentingkan dalam pendidikan anak, sifat malu yang kelihatan pada anak merupakan langkah pertama menuju kearah kesempurnaan dan berpikir (Azyumardi Azra, 1999:84) Pendidikan Akhlak yang disampaikan di RA antara lain dapat berdoa dengan sikap yang baik, bersikap dan berperilaku saling menghormati.
3) Pendidikan Anak Usia Dini
a. Anak Usia Dini
Pandangan terhadap anak ditentukan oleh bagaimana orang mengajar dan mengasuh mereka. Barbara Newman dan Philip Newman (1978) mengemukakan beberapa pandangan mengenai anak yaitu anak sebagai orang dewasa mini, anak sebagai orang yang berdosa, tabularasa, tanaman yang tumbuh, anak sebagai milik, anak sebagai investasi untuk masa depan.
Dalam Islam anak adalah ibarat kertas putih orangtuanyalah yang menjadikan ia nasrani, Yahudi atau Majusi. Menurut al Ghazali yang dikutip oleh Yusuf Muhammad Al Hasan (2005) bahwa anak adalah amanah orang tua.
Yang dimaksud dengan anak usia dini menurut Depdiknas Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Usia Dini Jakarta 2002 hlm 3-4 adalah kelompok manusia yan berusia 0 - 6 tahun (di Indonesia berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional).
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan peerkembngan (kordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual)sosial emosional (sikap dan perilaku agama)bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Mansur , 2005:88).
Anak usia dini atau pra sekolah adalah anak berusia 4-6 tahun, mas ini disebut masa emas, kerena peluang perkembangan anak yang sangat berharga. Hurlock mengatakan bahwa lima tahun pertama kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya . Anak yang mengalami masa bahagia terpenuhi kebutuhan fisik maupun psikis diawal pekembangannya diramalkan akan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya (Rosmala Dewi, 2005)
Berdasar keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangannya anak usia dini terbagi dalam tiga tahapan yaitu masa bayi lahir samapi 12 bulan, masa toodler (batita) usia 1-3 tahun , mas pra sekolah 3-6 tahun dan masa awal SD 6-8 tahun.
Anak usia dini pada masa pra sekolah sebagai individu yang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki karakteristik yang unik. Irama perkembangan anak bersifat alamiah sehingga pada dasarnya anak tidak senang dipaksa maupun didesak untuk melakukan sesuatu secara cepat. Pada diri anak prasekolah sudah tumbuh kemandirian dan harga diri namun cara bepikirnya masih egosentris.
b. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
• Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
• Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
• Infant (0-1 tahun)
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Raudatul Athfal (disingkat RA) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Departemen Agama. RA setara dengan Taman Kanak-kanak (TK), dimana kurikulumnya ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.Di Indonesia, menempuh pendidikan TK/RA tidaklah wajib.
Taman Kanak-kanak (disingkat TK) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
• TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
• TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah Taman Kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan formal dan pendidikan nonformal lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi diatasnya yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini menurut Undang-ungan no 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayait 14 menyebutkan bahwa pendidikan jalur formal melelui TK/RA pada usia 4 sampai 6 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya , yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir,daya cipta, sosial emosional, bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai dasar pembentukan pribadi yang utuh.
Anak usia dini adalah peniru yang sangat ulung yang sangat menyukai proses. Kegiatan seperti bermain akan selalu diulang-ulang oleh anak dan anak belajar melalui bermain. Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah mahluk yang aktif dan dinamis, kebutuhan-kebutuhan jasmaniyah dan rohaniyahnya anak yang mendassar sebagian besar dipenuhi dengan bermain, baik bermain sendiri maupun bersama-sama dengan teman. Jadi bermain merupakan kebutuhan anak.( B.E.F.Montolalu 2008).
Kemampuan anak usia dini dilihat dari berbagai aspek. Asepek tersebut adalah perkembangan motorik anak,pekembangan kognitif anak, perkembangan bahasa anak, Perkembangan sosial emosianal,perkembangan moral
a. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik ada dua bentuk yaitu motorik kasar dan motorik halus.Ketrampilan motorik kasar diartikan sebagai gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot besarseperti berjalan, melompat, berlari,melempar dan menaiki. Sedangkan ketrampilan motorik halus adalah gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot halus seperti menggambar, menggunting, dan melipat.
Ketrampilan motorik halus merupakan ketrampilan yang menggunakan jari jemari,tangan dan pergelangan tangan dengan tepat. Penguasaan ketrampilan motorik halus sama pentingnya dengan penguasaan ketrampilan motorik kasar. (Rosmala Dewi, 2005)
Pada usia 4 sampai 5 tahun perkembangan kemampuan motorik kasar antara lain :
1. Berjalan mundur dengan tumit berjingkat
2. Melompat dengan dua kaki bersama-sama kemuka dan kebelakang, kekirri kekanan dengan alat atau tanpa alat.
3. Menaiki,menuruni dan berjalan diatas papan titian.
4. Berlari lurus, berjingkat,angkat tumit.
5. Meloncat dari ketinggian kurang lebih 60-70 cm kedua kaki mendarat bersamaan
6. Melempar dan mengkap kantong biji.
Perkembangan motorik kasar untuk anak usia 5-6 tahun adalah :
1. Merangkak dengan berbagai variasi
2. Berjalan lurus berjingkat mengangkat tumit, menyamping, berintangan, membawa cankir berisi air dsb
3. Berjalan diatas papan titian, dengan membawa cangkir berisi air tanpa tumpah, merentang tangan, tangan memegang beban.
4. Melompat dengan menggunakan satu kaki.
Perkembangan motrik halus anak usia 4-5 tahun antara lain:
1. Mencotoh bentuk silang,lingkaran,bujur sangkar dan segitiga secara bertahap.
2. Menggambar bebas dengan menggunakan pensil warna, krayon,arang,kapur tulis dsb.
3. Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung dan gelombang.
4. Melipat kertas secara horisontal, vertikal dan diagonal menjadi bermacam-macam benda.
Perkembangan motorik halus untuk anak 5-6 tahun :
1. Menjiplak 1-5
2. Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepatu, benang wol, tali rafia dsb
3. Menjiplak bentuk yang tersedia
b. Perkembangan Kognitif
Menurut jean piaget ada beberapa tahap perkembangan kognitif anak yaitu tahapan perkembangan sensorimotor, tahap pra operasional, tahap operaional konkrit dan tahap operasional formal. Perkembangan kognitif anak usia 4 samapi 5 tahun adalah sebagai berikut
1. Menyebut urutan bilangan 1-10
2. Menyebut, menunjuk dan mengelompokkan 5 warna
3. Menyusun kembalo kepingan/puzzle sehingga menjadi bentuk utuh
4. Memaasangkan benda sesuai pasangannya
5. Mencoba dan menceriterakan apa yang terjadi jika warna dicampur, biji ditaman,balon ditiup lalu dikempeskan, benda-benda dimasukkan ke air dll
6. Mencoba dan menceriterakan jika benda keci dilihat dengan luv, benda besi didekatkan dengan besi berani
7. Menggambar orang dengan dua/tiga bagian baan seperti badan kepala dan kaki
8. Kemampuan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi lebih lama
9. Bertambahnya pengalaman tentang pengrtian dari fungsi, waktu,hubungan bagian dengan keseluruhan.
Perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun
1. Menyebut urutan bilangan 1-20
2. Menyebut urutan bilangan dengan berbagai cara yang diketahui anak
3. Mengenal perbedaan kasar halus berat ringan panjang pendek
4. Mengenal sebab akibat
5. Menggunakan alat sekolah secara benar
c. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak dibagi atas fase prelinguistik dan fase linguistik. Fase prelinguistik adalah perkembangan bahasa anak usia 0-1 tahun yaitu sejak mulai tangisan pertama samapi selesai fase mengoceh, pada fase ini anak mulai peka terhadap bahasa. Anak-anak tahu kalau bunyi tertentu mengandung arti tertentu.
Perkembangan bahasa anak usia 4 tahun samapi 5 tahun adalah :
1. Berbicara lancar dengan kalimat sederhana
2. Menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda, binatang.
3. Berceritera tentang kejadian disekitarnya secara sederhana.
4. Mengurutkan dan menceriterakan isi gambar seri
5. Berceritera tentang gambar yang dibuat sendiri
6. Mengikuti 1-2 perintah sekaligus
7. Membuat sebanyak-banyaknya kata dari suku kata awal yang disediakan dalam bentuk lisaan seperti ma malu madu marah dll.
Perkembangan bahasa anak usia 5 sampai 6 tahun adalah sebagai berikut:
1. Menirukan kembali 2 sampai 4 urutan angka, ururtan kata
2. Mengikuti 2 samapi 3 perintah sekaligus
3. Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana dsb.
4. Berbicara lancar dengan kalimat sederhana
5. Berceritera tentang kejadian disekitarnya secara sederhana
6. Menceriterakan kembali isi ceeritera sederhana yang sudah diceriterakan oleh guru
7. Memberikan keterangan/informasi tentang sesuatu hal
8. Membrikan batasan beberapa kata/benda misalnya apakah rumah itu
9. Menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda binatang tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ciri-ciri tertentu.
10. Menceriterakan gambar yang telah disediakan.
d. Perkembangan sosial emosional
Perkembangan sosial emosional anak usia dini yang dimaksud adalah perolehan kemampuan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Hal ini dapat dilihat dari proses kemampuan anak untuk bergaul dengan orang-orang disekitarnya.
Perkembangan sosial anak usia 4 sampai 5 tahun adalah :
1. Bermain dan berkomunikasi dengan ana-anak lain
2. Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
3. Menunjukkan perhatian untuk mengetahui lebuh jauh tentang perbedaan jenis kelamin.
Perkembangan kemampuan sosial anak usia 5 sampai 6 tahun adalah sebagai berikut:
1. Dapat bergaul dengan semua teman
2. Merasa puas antara prestasi yang dicapai
3. Tenggang rasa terhadap keadaan orang lain
4. Dapat mengendalikan emosi
e. Perkembangan Moral
perkembangan moral adalah bahwa moral berarti ahlak ( Kamus Bahasa Indonesia 2008) Moral berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti tata cara kebiasaan adat.
Pendidikan akhlak sangat penting sekali, bahkan Rosulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Pendidikan moral adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaaan oleh anak sejak masa analisa hingga ia menjadi seorang mukallaf pemuda yang mengarungi kehidupan (Abdullah nashih Ulwan, 1981), pendidikan ini akan lebih tercapai dengan keteladanan.
Dalam program pendidikan anak usia dini haruslah terjadi pemenuhan berbagai macam kebutuhan anak mulai dari kesehatan, nutrisi dan stimulus pendidikan, juga harus dapat memberdayakan lingkungan maasyarakat dimana anak itu tinggal.
Prinsip umum yang terkandung dalam konvensi Hak anak yaitu:
1. Nondiskriminasi, dimana anak dapat mengecp pendidikan usia dini tanpa membedakan suku bangsa, jenis kelamin, bahasa dan agama,tingkat sosial, serta kebutuhan khusus setiap anak.
2. dilakukan demi kebaikan terbaik anak untuk (the best interes of the cild), bentuk pengajaran, kurikulum yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif emosianal,konteks sosial budaya dimana anak-anak hidup.
3. mengakui adanya hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan yang sudah melekat pada anak.
4. penghargaan terhadap pendapat anak (respec for the views of child)pendapat anak terutama yang menyangkut kehidupannya perlu mendapat perhatian dan tanggapan (Rahmitha P Soenjaya , 2002)

4) Peran Guru Pada Pelaksanaan Model Pembelajaran BCCT
a. Pengertian Guru
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen pada pasal I menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesioonal dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dsar dan pendidikan menengah.
Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar(Suparlan 2005:13) secara etimologis menurut Sambuh istilah guru berasal daridari India yang artinyaorang yang mengajarkan tentang kelepasan kesengsaraan (Suparlan 2005:11)
Adapun secara terminologis pengertian guru dikemukakan oleh Soetjipto (1999:42) mendifinisakan guru sebagai seorang pendidikan profesional dan layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Dalam definisi ini aktivitas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan melainkan juga harus mendidik atau mengembangkan cara berfikir dan tingkah laku peserta didik agar lebih positif serta menjadi suri tauladan bagi murid-muridnya dan masyarakat pada umumnya.
Menurut Zakiya Daradjat dalam Suparlan (2005:13) menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak. Dalam hal ini orang tua harus tetap sebagai pendidik yang apertama dan utama bagi anak-anaknya. Sedangkan guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan sekolah.
Senada dengan definisi diatas Ahmad Tafsir (1994:74) berpendapat bahwa tugas guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang berkaitan dengan yang dilakukan dalam situasi tertentu yang berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa menjadi tujuannya.
Beberapa pengertian diatas dapat dismpulkan bahwa guru adalah orang yang profesinya mengajar dan mendidik,membimbing, mengevaluasi mengembangkan cara berpikir dan bertingkah laku peserta didik agar lebih menjadi positif serta mencari suri tauladan bagi muridnya dan masyarakat pada umumnya,
b. Syarat guru
Setiap orang tidak dapat menjadi guru, ia adalah pendidik yang harus memenuhi syarat-syarat sebagai guru. Profsi guru merupakan bidang khusus yang dilaksanakan menurut undang-Undang guru dan Dosen (2006:7-8) berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesiionalan
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Soejono dalam Ahmad Tafsir (2001:80) menyatakan bahwa syarat guru adalah sebagai berikut:
1. Tentang umur harus sudah dewasa
2. Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
3. Tentang kemampuan mengajar ia harus ahli
4. Tentang kesusilaan dan berdedikasi tinggi
Syarat diatas adalah syarat guru pada umumnya. Syarat-syarat itu dapat diterima dalam Islam. Akan tetapi syarat pada butir dua yaitu tentang kesehatan jasmani, Islam dapat menerima guru yang cacat jasmani tetapi sehat. Untuk guru di perguruan tinggi misalnya orang buta atau cacat jasmani lainnya dapat diterima sebagai pengajar asal cacat itu tidak merintangi tugasnya dalam mengajar.
Sedangkan menurut Nur Uhbiyati (1998:74) bahwa syarat-syarat guru yang harus dipenuhi seorang guru agama agar usahanya berhasil dengan baik ialah:
1. Dia harus mengerti ilmu mendidik sebaik-baiknya, sehingga segala tindakannya dalam mendidik disesuaikan dengan jiwa anak didiknya.
2. Dia harus memiliki bahasa yang baik dan menggunakannya sebaik mungkin, sehingga dengan bahasa itu anak tertarik kepada pelajarannya.
3. Dia harus mencintai anak didiknya. Sebab cinta senantiasa mengandung arti menghilangkan kepentingan diri sendiri untuk kepentingan orang lain.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk dapat melakukan peranan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, guru memerlukan syarat-syarat bagi guru menurut Isjoni (2008)
1. Persyaratan administrasi
2. Persyaratan tehnis
3. Persyaratan Psikis
4. Persyaratan fisik
Dari persyaratan diatas dapat dipahami bahwa syarat-syarat administrasi antara lain meliputi soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia)umur (sekurang-kurangnya 18), berlakuan baik, mengajukan permohonan. Disamping itu masih ada syarat-syarat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan yang ada.
Dalam persyaratan tehnis ada yang bersifat umum yakni harus berijasah pendidan guru dan bila tidak harus memiliki sertifikasi profesi melalui program akta mengajar.
Disamping itu guru juga dituntut untuk bersifat realistis, tetapi juga memiliki pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru juga harus mematuhi norma dan nilai yang berlaku serta memiliki semangat membangun. Tak pentingnya bahwa guru itu harus mampu melakukan interaksi dan memberimotivasi dalam pembelajaran serta memiliki panggilan hati nurani menjadi guru untuk mengabdi demi anak didiknya.
Selain itu menurut UUU RI no 14 Tahun 2005 (2006:8) tentang guru dan Dosen serta UU RI no 20 tahun2003 tentang Sisdiknas dirumuskan bahwa Bab IV Pasal 8 Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 9 Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Pasal 10 kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Adapun penjelasan dari empat kompetensi tersebut adalah:
a. Kompetensi Pedagogik
Adalah mengenai bagaimana kemampuan guru dalam mengajar. Dalam Peraturan Pemerintah RI no 19 tahun 2005 (2006:68) tentang standar Nasional Pendidikan dijelaskan kemampuan ini meliputi kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai profesi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik ini berkaitan pada saat guru mengadakan proses belajar mengajar di kelas. Mulai dari membuat skenario pembelajaran memilih model, media juga alat evaluasi bagi anak didiknya. Karena bagaimanapun dalam proses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang aktif dan cerdas serta kreatif akan mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan efesien sehingga pembelajaran tidak berjalan sia-sia.
b. Kompetensi Kepribadian
Seorang guru harus mempunyai kepribadian, kepribadian menurut kamus bahasa Indonesia (2008:895) adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain. Sedangkan menurut whitherington HC (1982) kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Manusia karena keturunanya mual sekali hanya merupakan individu dan kemudian barulah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya
- kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu
- Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang
- Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis seperti bentuk badan atau ras tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan daari tingkah laku seseorang.
- Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.
Kepribadian juga dibagi menjadi beberapa tipe dapat ditinjau dari beebrapa aspek. Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang. Aspek Sosiologis beberapa tokoh membaginya menjadi beberapa tipe yaitu tipe teoritis, tipe ekonomi, tipe esthetis, tipe sosial, tipe sosial dan tipe religius.Aspek Psikologis, dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Prof Heyman mengemukakan, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur yaitu emosionalitas, aktivitas dan fungsi skunder (Jalaludin, 2002:163-166).
Berperan sebagai guru memerlukan kepribadian yang unik. Kepribadian ini meliputi kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,dewaasa,arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didiknya dan berakhlak mulia. Seorang guru harus mempunyai peran ganda, peran tersebut diwujudkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalnya guru harus berempati pada siswanya dan adakalnya guru harus bersifat kritis.
Menurut Moh Uzer Usman (1995:16) kemampuan pribadi guru meliputi:
a. Mengembangkan kepribadian
b. Berinteraksi dan berkomunikasi
c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
d. Melaksanakan administrasi sekolah
e. Melaksanakn penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
Kepribadian guru penting karena guru merupakan cerminan perilaku bagi peserta didik. Maka sebagi guru harus mempunyai kepribadian yakni empati,pelindung siswa, pandai bergaul baik dengan siswa maupun dengan kepala sekolah, teman kerja juga staf sekolah, kritis dan tegas, kreatif, mampu menguasai diri,berwibawa,disiplin dan berakhlak mulia.
Kepribadian guru yang utuh dan berkualitas sangat penting karena disinilah muncul tanggung jawab profesional sekaligus menjadi inti kekuatan bagi semua orang yang memiliki profesional seorang guru dan juga kesiapan untuk selalu mengembangkan diri.

c. Kompetensi Profesional
Profesional (Depdiknas, 2008:896) adalah bersangkutan dengan profesi yang memerlukan keahlian khusus.Pekerjaan seorang guru adalah profesi yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk ijazah.
Kedudukan guru yang tercantum dalam Pasal 4 UU Guru dan Dosen adalah sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agn pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (UU Guru an Dosen, 2006:6)
Ciri-ciri guru profesional antara lain adalah pengetahuan dan kemampuan diatas kemampuan orang pada umumnya, adanya kontrol terhadap standar lisensi dan persyaratan menjadi guru, otonomi dalam membuat keputusan tentang bidang kerja pilihan dan prestise dan ekonomi yang tinggi.
d. Kompetensi sosial
Guru merupakan bagian dari masyarakat, khususnya masyarakat dilingkungan sekolah. Guru selalu berinteraksi dengan siswa, sesama guru juga kepala sekolah dan staf yang ada di sekolah. Maka dari itu guru harus memiliki komptensi sosial agar mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan seluruh anggota keluarga sekolah dan juga mampu merangkul masyarakat sehingga guru dapat menjadi teladan bagi masyarakatnya. Guru-guru juga harus memiliki kekompakan dalam bekerja sesama tim. Misalnya ada pembentukan kordinator bagi guru bidang study tertentu.
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan diri dalam menghadapi orang lain. Dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan dijelaskan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik sesama pendidik, orang ua wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial dari seorang guru merupakan modal dasar guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruan. Saiful Adi (2007) berpendapat kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai mahluk sosial yang meliputi:
1. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesioonal
2. Kemampuan unutk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemayarakatan dan
3. Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individu maupun secara kelompok
Kemampuan sosial sangat penting karena manusia memang bukan makhluk individu. Segala kegiatannya pasti dipengaruhi juga mempengaruhi orang lain. Maka dari itu sebagai mahluk sosial guru juga harus mampu berinteraksi dengan keluarganya.
Kinerja guru dalam aspek soaial bisa terlihat jika ia telah mampu berhubungan dan berkomunikasi yang baik dengan siswa karena siswa memiliki latar belakang yang berbeda baik sosial budaya, ekonomi, keluarga, suku, agama dan lain sebagianya. Kemudian guru dengan orang tua siswa, kepala sekolah,sesama guru, staf serta masyarakat sekitar.
Menurut Permendiknas no 58 tahun 2009 menyebutkan bahwa kompetensi seorang guru anak usia dini adalah meliputi
• kompetensi kepribadian meliputi bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuahn psikologi anak,bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan membedakan keyakinan yang dianut, suku, budaya dan keyakinan anak,menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi luhur.
• Kompetensi profesional yang dimaksud adalah memahami tahapan perkembangan anak, memahami pertumbuhan danperkembangan anak,mamahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan dalam pendidikan, pengasuhan dan perlindungan secara umum, membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan sosial ekonomi keluarga, sosial dan kemasyarakatan dan perlindungan anakyang mendukung dan menghambat perkembangan anak.
• Kompetensi pedagogik meliputi merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan dan perlindungan, melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan dan perlindungan, melaksanakan proses penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan dengan tujuan yang akan dicapai
• Kompetensi sosial yang dimaksud bahwa seorang guru harus dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan berkomunikasi secara efektif
3. Sifat Guru Dalam Pandangan Islam
Al-Abrasyi dalam Ahmad Tafsir (2001:83-2-83) menyebutkan bahwa guru dalam Islam sebaiknya:
1. Zuhud artinya tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena mencari keridhaan Allah
2. Bersih tubuhnya menjaikan penampilan lahiriahnya menyenangkan
3. Bersih jiwanya tidak mempunyai dosa
4. Tidak Riya sebab riya akan menghilangkan keikhlasan
5. Tidak memendam rasa dengki dan iri hati
6. Tidak menyenangi permusuhan
7. Ikhlas dalam melaksanakan tugas
8. Sesuai dengan perbuatan dan perkataan
9. Tidak malu mengikuti ketidaktahuan
10. Bijaksana
11. Tegas dalam perkataan dan perbuatan, tapi tidak kasar
12. Rendah hati (tidak sombong)
13. Lemah lembut
14. Pemaaf
15. Sabar, tidak marah karena hal-hal kecil
16. Berkepribadian
17. tidak merasa rendah diri
18. bersifat kebapakan (mampu mencintai murid seperti anak sendiri)
19. Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan, kebisaan, perasaan dan pemikiran.
Sedangkan menurut abdurrahman an nahlawi dalam nur uhbiyanti (1998:79) menyarankan agar dapat melasanakan tugasnya dengan baik supaya memiliki sifat-sifat :
1. Tingkah laku dan pola pikir guru yang bersifat Rbbani
2. guru seorang yang ikhlas
3. guru bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak-anak
4. guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukan
5. guru senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaan membiasakan untuk terus mengkajinya.
6. guru mampu menggunakan berbagai model mengajar secara bervariasi menguasainya dengan baik serta mampu menentukan dan memilih model mengajar yang selaras bagi materi pengajaran serta situasi belajar dan mengajarnya.
7. guru mampu mengelola siswwanya, tegas dalam bertindak serta meletakkan berbagi perkara porposional
8. guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa perkembangannya ketika ia mengajar mereka, sehingga ia dapat memperlakukan mereka sesuai dengan kemampuan akal dan kesiapan psikis mereka
9. guru tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa keyakinan dan pola pikir angkatan muda
10. Guru bersikap adil diantara para pelajarnya, tidak cenderung kepada salah satu golongan diantara mereka dan tidak melebihkan seseorang atas yang lain dan segala kebijaksanaanya dan tindakannya ditempuh dengan jalan yang benar dengan memperhatikan setiap pelajar, sesuai dengan perbuatannya dan kemampuannya.
Dari sifat-sfat yang tertuang diatas dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang guru tidak mudah karena sifat-sifat yang harus dimilikinya.
Peran Guru dalam model pembelajaran BCCT Dalam Pendidikan anak usia dini guru sangat berperan terhadap keberhasilan dalam mendidik. Guru adalah salah satu unsur yang menduduki peranan yang amat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam suatu lembaga pendidikan guru tidak saja bertindak sebagai pengajar yang melakukan tugas menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai salah satu unsur budaya kepada murid selaku pewaris generasi namun juga bertanggungjawab terhadap kepribadian peserta didik yang kelak akan terjun di lingkungan masyarakat. Baik sebagi pengajar maupun pendidik guru tidak saja dituntut untuk mampu memiki berbagai alternatif yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan belajar mengajar.
Mengingat pentingnya fungsi tenaga kependidikan dalam penyelenggaraan pendidikan.maka ada beberapa standar mengenai tenaga pendidik yaitu guru.
Fungsi guru Raudhatul Athfal (Depag:1999) adalah sebagai pendidik dan pengajar serta pembimbing yang bertugas:
1. Melaksanakn proses pendidikan dan pengajaran dikelas yang menjadi tanggungjawabnya
2. Melaksanakan bimbingan ke arah perkembangan otimal anak-anak didiknya
3. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan terhadap pelaksanaan tugasnya
4. Membantu tugas-tugas kepala sekolah bila diperlukan.
Adapun kewenangan guru mempunyai kewenangan membimbing, mendidik dan mengelola proses belajar mengajar pada RA.
Dalam pelaksanaannya guru berperan sebagai perencana, fasilitator,pengamat,model, motivator daan sebagi teman dalam kegiatan bersama anak agar menjadi optimal (B.E.F. Montolalu, 2008)
Guru sebagai perencana adalah guru harus merencanakan suatu pengalaman yang baru agar murid-murid terdorong untuk mengembangkan minat dan kemampuannya. Disini perencanaan yang disusun guru meliputi hal-hal berikut:
1. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
2. Bentuk kegiatan bermain yang akan dilakukan
3. Alat dan bahan yang diperlukan (jenis dan jumlahnya)
4. Tempat kegiatan tersebut akan dilakukan (didalam ata diluar ruangan)
5. Alokasi waktu, berapa lama waktu yang disediakan untuk kegiatan bermain tersebut.
6. Penilaian dan evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan/sasaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Guru harus merencanakan hal-hal tersebut minimal satu hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Guru sebagai fasilitator artinya guru harus memfasilitasi seluruh kebutuhan anak pada saat kegiatan bermain dan belajar berlangsung. Guru harus berperan dengan aktif, kreatif dan dinamis. Apabila anak-anak ingin bermain dengan air maka guru harus dapat menyediakan peralatan yang dibutuhkan.
Guru sebagai pengamat harus dapat mengobservasi atau mengamati hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana anak berinteraksi dengan anak lain dan interaksi anak dengan benda-benda/mainan sekitarnya?
2. Berapa lama anak melakukan suatu permainan?
3. Adakah anak-anak yang mengalami kesulitan dalam bermain atau bergaul dengan teman sebayanya sehingga dapat memberi bantuan jika diperlukan?
4. Apakah ada anak yang terganggu/mengganggu ketika kegiatan bermain sedang berlangsung.
Anak usia dini adalah masa peniru yang paling handal. Pada masa ini anak banyak sekali meniru kegiatan orang dewasa disekitarnya termasuk guru. Segala tindak tanduk guru akan ditirunya. Guru yang menghargai bermain akan selalu berusaha menjadi mmodel dalam kegiatan bermain. Guru akan selalu berusaha mencari kesempatan untuk bergabung dalam berbagai kegiatan anak.
Guru sebagai motivator artinya guru dapat menjadi pendorong bagi anak untuk melakukan kegiatan bermain. Guru mendorong anak untuk lebih aktif ketika bermain, mendorong anak untuk melakukan eksploitasi dan melakukan kegiatan untuk mendapatkan penemuan-penemuan dan mendorong anak untuk menyalurkan rasa ingin yahunya dan mencari jawaban atas rasa ingin tahunya tersebut, membangkitkan semangat dan membujuk anak yang tidak mau bermain.
Guru sebagai pendidik juga harus dapat berperan sebagai teman/sahabat bagi anak dalam bermain. Dalam hal ini guru bertindak sebagai coplayer, artinya guru mempunyai peran yang setara dengan anak. Sebagai teman bermain yang baik sehingga situasi dan belajar menjadi akrab serta penuh kegembiraan. Guru harus dapat berpartisipasi bermain bersam anak-anak, berbaur dalam kegiatan yang dilakukan anak-anak.
Peran guru lainnya adalah dapat memilih dan menentukan alat-alat permainan yang tepat bagi anak. Guru juga harus dapat menyediakan aktivitas kreatif yang sesuai dengan karekteristik perkembangan anak. Dengan melaksanakan peran tersebut sebaik-baiknya guru dapat mengoptimalkan kegiatan bemain di RA sehingga seluruh aspek perkembangan dan kemampuan anak akan dapat berkembang secara optimal sehingga anak siap untuk mencapai tingkat perkembangan selanjutnya.
Menurut Uzer Usman (2000:9) peranan guru yang paling dominan adalah :
1. Guru sebagai demonstrator
Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan dapat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
guru hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan lingkungan belajar dan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Pengawasan terhadap lingkungan menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang kondusif.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media merupakan alat komunikasi guru yang berguna untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
4. Guru sebagai evaluator
penilaian perlu dilakukan kerena penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran serta ketepatan dan efektifitaas model mengajar


Selengkapnya...