Rabu, 08 Juni 2011

Peningkatan mutu pendidikan anak usia dini

A. PENDAHULUAN
Makna pendidikaan tidaklah semata-mata dapat menyekolahkan anak disekolah untuk menimba ilmu pengetahuan, namun lebih luas dari itu. Anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika memperoleh pendidikan yang paripurna(komprehensip) agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama.
Anak seperti itu adalah dalam kategori sehat dalam arti luas, yakni sehat fisik, mental emosional dan mental spiritual. Pendidikan hendaklah dilakukan sejak dini yang dapat dilakukan didalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pendidikan haruslah meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif,afektif dan psikomotorik
Selama dalam pendidikan di RA/TK anak-anak memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan fisik motoriknya. Fungsi pendidikan RA/TK adalah untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan ketrampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak, menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Adapun tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni utnuk siap memasuki pendidikan dasar dalam Islam adalah umtuk membentuk Insan Kamil atau manusia yang sempurna.
Pendidikan anak usia dini dalam Islam haruslah terjadi pemenuhan berbagai macam kebutuhan anak, mulai dari kesehatan, nutrisi dan stimulasi pendidikan juga harus memberdayakan lingkungan masyarakat dimana anak itu tinggal. Prinsip pelaksanaan program pendidikan anak usia dini sejalan dengan prinsip pelaksanaan keseluruhan proses pendidikan, sepeerti yang dikemukakan oleh Damanhuri Rosadi yaitu sebgai berikut:
1. Pengembangan diri, pribadi, karakter, serta kemampuan belajar anak diselenggarakan secara tepat, terarah cepat dan berkesinambungan.
2. Pendidikan dalam arti pembinaan pengembangan anak mencakup upaya meningkatkan sifat mempu mengembangkan diri pada anak.
3. Pemantapan tata nilai yang dihayati oleh anak sesuai sitem tata nilai hidup dalam masyarakat dan dilaksanakan dari bawah dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat.
4. Pendidikan anak adalah usaha sadar usaha menyeluruh, terarah, terpadu dan dilaksanakan secara bersama dan saling menguatkan oleh semua pihak yang terpanggil.
5. Pendidikan anak adalah suatu upaya yang berdasar kesepakatan sosial seluruh lapisan dan golongan masyarakat.
6. Anak mempunyai kedudukan sentral dalam pembangunan,dimana paud memiliki makna strategis dalam investasi pembangunan sumber daya manusia.
7. Orang tua dengan keteladanan adalah pelaku utama dan pertama komunikasi dalam Paud.
8. Program Paud harus melingkupi inisiatif berbasis orang tua, berbasis masyarakat dan institusi formal prasekolah.

Dengan demikian ada beberapa prinsip umum tentang pendidikan anak usia dini. Anak adalah individu yang unik, tugas pendidik baik itu tutor maupun orang tua adalah memberi pengarahan yang positif bagi perkembangan anak , memberi peluang untuk berubah dan bukan mematikan atau membri cap yang negatif pada anak.
Perkembangan anak berjalan secara bertahap dan berkesinambungan. Usia anak merupakan masa kritis yang semua aspek perkembangan saling berhubungan. Bakat dan lingkungan dan lingkungan saling mempengaruhi perkembangan anak. Perilaku anak tergantung pada stimulan dari dalam dan luar dirinya.
Perkembangan intelegensi juga bergantung pada pola pengasuhan. Perkembangan anak tergantung pada hubungan antara pribadi, kesempatan mengekspresikan diri dan bimbingan pada tiap tahap perkembangan anak.

B. PERMASALAHAN
Makalah ini disusun sangat singkat untuk memfokuskan pada pembahasan masalah sebagai berikut permasalahan :
a. Pengertian mutu pendidikan
b. Strategi Peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini di RA/TK

C. PEMBAHASAN

1. Pengertian mutu Pendidikan
Dalam kerangka umum, mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana madrasah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.

2. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini di RA/TK
Sebelum membahas strategi peningkatan mutu anak usia dini di RA/TK akan diterangkan pengertian anak usia dini dan RA/TK agar tidak terjadi kerancuan pengertian. Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun sedangkan RA adalah singkatan dari Raudhatul Athfal yang merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan anak prassekolah pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4-6 tahun .
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun. Roudhatul Athfal (RA)Bustanul Athfal(RA) untuk selanjutnya ditulis TK.
TK merupakan pendidikan anak usia dini dan didalamnya terdapat Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar (GBPKB) yakni usaha untuk mengetahui secara mendalam tentang perangkat kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka meletakan dasar-dasar bagi pengembangan diri anak TK.
Pelaksanaan pembelajaran di RA melibatkan kecerdasan majemuk yang berbasis pada ajaran Islam. Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan aturan agama merupakan investasi terbesar dalammewujukan generasi penerus yang maju dan beradab.
Kecerdasan majemuk itu sendiri adalah hasil penelitian dan pemikiran seorang profesor dari University Howard Gardner yang berpandangan bahwa dalam diri manusia setidaknya memiliki delapan kecerdasan potensi. Kedelapan kecerdasan itu adalah kecerdasan bahasa,kecerdasan visual spasial, kecerdasan logika matematika, kecerdasan musiakal, kecerdasan olah tubuh, kecerdasan mengenal diri ssendiri, kecerdasan mengenal lingkungan orang lain, kecerdasan natural, kecerdasan moral.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini ada beberapa strategi yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Tenaga Pendidik
Pendidikan yang sukses sangat tergantung bagaimana pola guru dalam mendidik musidnya. Guru RA yang mendidik anak usia dini haruslah mempunyai kualifikasi khusu yang dapat menunjang pencapaian kompetensi lulusan RA. Guru RA harus dapat menunjukkan perilaku seorang muslim yang dapat menjadi panutan bagi anak didiknya. Hal ini berarti guru harus taat menjalankan ajaran Islam yang mana peerilaku guru merupakan perwujudan dari pola jiwa dan pola pikir islami. Kepribadian islami para guru RA akan mewarnai kompetensi-kompetensi lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
c. Kompetensi Pedagogik
• Guru RA sebagai pendidik harus memandang anak sebagia individu yang unik dan memiliki latar belakang pengalaman, keluarga,sosial budaya yang berbeda-beda.
• Guru RA harus memiliki kompetensi dalam memahami berbagai aspek perkembangan anak berdasarkan praktek di lapangan, kajian teori, maupun penelitian tentang anak yang terus berkembang
• Guru RA harus menghargai hak-hak anak untuk bermain dan tumbuh berkembang secara wajar.
• Guru RA tidak melakukan pelecehan pada anak baik yang bersifat psikis, psikologis (menakuti dan mengancam )maupun penolakan.
• Guru RA berinteraksi dan melakukakan kegiatan bersama anak berdasarkan minat dan kebutuhan anak.
• Guru RA adalah fasilitator yang membimbing anak dalam melakukan berbagai tugas perkembangan.
• Guru RA harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak sehingga dapat meningkatkan otonomi dan inisiatif anak dalam belajar.
d. Kompetensi Kepribadian
• Guru RA menghargai kelebihan dan keterbatasan anak dalam melaksanakan tugas perkembangannya.
• Guru RA membantu anak bekajar berinteraksi dengan teman sebayanya, dan membimbing anak untuk menghargai teman sekalipun berbeda
• Guru RA membina hubungan yang positif.
e. Kompetensi Profesional
• Guru RA harus terus meningkatkan pengetahuan dalam bidang anak usia dini baik melalui pendidikan formal maupun informal
• Guru RA harus secara berkesinambungan melakukan interospeksi diri terhadap perilakunya dan menerima masukan maupun kritikan dari orang lain.
• Guru RA harus menjadi tauladan bukan saja disekolah, tetapi dalam lingkup keluarga dan masyarakat.
• Guru RA bekerjasama dengan para profesional lainnya dalam penelitian yang berkaitan dengan anak usia dini.
f. Kompetensi Sosial
• Guru RA merencanakan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak secara khusus daan masyarakat pada umumnya.
• Guru RA memahami kebijakan, peraturan, maupun undang-undang yang berkaitan denga pendidikan khususnya anak usia dini.
• Guru RA membina kerjasama dengan orang tua maupun profesional lainnya untuk mengembangkan potensi anak secara maksimal.
• Guru RA harus mensosialisasikan tentang perkembangan dan kebutuhan anak pada masyarakat.
2. Kurikulum
Dalam meningkatkan mutu pendidikan kurikulum mempunyai peran yang penting sebab kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
Kurikulum berkenaan dengan filosofi pendidikan anak , landasan berpikir dalam pemilihan materi untuk anak, program dan suasana belajar didalam maupun luar kelas, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, media sarana prasarana, evaluasi dan assesmen serta kerjasama antar guru, orang tua dan masyarakat sekitar.
Ada berbagai bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan yakni
a. Kurikulum terpisah-pisah artinya setiap mata pelajaran mempunyai kurikulum tersendiri dan satu dengan yang lainnya tidak ada kaitannya, karena masing mata pelajaran mempunyai organisasi yang terintegrasi.
b. Kurikulum saling berkaitan antara masing-masing mata pelajaran masih ada kaitannya. Dengan demikian anak menadapat kesempatan untuk melihat keterkaitan antar mata pelajaran.
c. Kurikulum terintegrasi. Dalam kurikulum ini anak mendapat pengalaman luas karena antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain saling berkaitan.
Melalui kurikulum yang terintegrasi anak akan lebih mudah menyadari lingkungannya. Karena dengan demikian anak akan mengembangkan suatu konsep melalui asosiasi yang diperoleh melalui pengalamannya. Mengorganisasikan pengalaman melalui suatu tema akan sangat produktif, tetapi pengajaran yang bersifat tematik baru akan berhasil apabila tema-tema tersebut dipilih secara cermat, aktivitas yang akan dilakukan harus direncanakan dan evaluasi terhadap tema dan peningkatan kemampuan anak harus dilakukan dengan hati-hati.
Adapun untuk meningkatkan mutu pendidikan di RA maka pokok-pokok pengajaran adalah ajaran Islam itu sendiri. Dan pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak sedikitnya harus meliputi pendidikan akidah, pendidikan ibadah dan pendidikan akhlak
Pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar adalah rukun yang pertama dari rukun Islam yang lima sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang Islam dan non Islam
Pendidikan ibadah meliputi tata cara peribadatan yang diperkenalkan kepada anak. Hal ini dilakukan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan kepada anak agar kelak mmereka tumbuh menjadi insan yang takwa
Pendidikan akhlak sangat penting , maka dalam rangka mendidik akhlak kepada anak-anak , selain harus diberikan keteladanan juga harus ditujukan bagaimana harus menghormat dsb.
Kurikulum pendidikan anak usia dini harus memperhatikan beberapa prinsip yaitu: pertama berpusat pada anak artinya anak merupakan sasaran dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Kedua mendorong perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia yang utuh. Ketiga memperhatikan perbedaan individu anak, baik perbedaan keadaan jasmani, rohani, kecerdasan dan tingkat perkembangannya. Pengembangan program harus memperhatikan kesesuaian dengan tingkat perkembangan anak (Developmentally Appropriate Program)


3. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik
Prinsip pembelajaran yang digunakan di RA/TK adalah bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting, dapat dikatakan bahwa anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain shingga dapat dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main adalah anak yang dalam keadaan sakit, jasmani maupun rohaninya.
Pelaksanaan program pembelajaran yang tepat untuk anak prasekolah khususnya RA adalah menggunakan pemndekatan tematik, berbagai kombinasi pendekatan yang disesuaikan dengan perkembangan anak yang berbasis ajaran Islam. Pembelajaran di RA melibatkan kecrdasan majemuk pada anak dan mengacu pada pendidikan maju dan berkembang daan memperhatikan tingkat kematangan maupun konteks latar belakang keluarga, masyarakat dan budaya setempat.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran di RA harus didasarkan minat dan kebutuhan anak. Pendekatan tematik adalah organisasi dari kurikulum daan pengalaman belajar melalui pemilihan topik. Apabila pemilihan topik dilakukan dengan baik akan memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari fakta dalam konteks yang berarti/bermakna dalam pengembangan ketrampilan dan pengetahuan anak akan berkembang sesuai dengan tujuan kegiatan.
Berbagai aspek perkembangan anak bersifat saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, ketika anak termotivasi untuk melakukan hal tertentu, mereka menggunakan segala potensinya yaitu antara lain dengan menalar, mengungkapkannya secara lisan. Ketrampilan tersebut tidaklah terpisah, melainkan saling terintegrasi satusama lain secara stimulan. Hal ini berarti belajar pada anak bersifat terpadu dan saling berhubungan.
Penggunaan tema akan bermanfaat bagi kegiatan bermain anak sehingga menjadi kegiatan belajar yang lebih bermakna pada anak. Dalam pembelajaran guru dapat menggunakan pendekatan tematik yang berdasarkan pada minat dan kebutuhan anak. Guru yang menggunakan pendekatan ini dapat membantu anak mengembangkan daya pikirnya dan menghubungkan pengalaman-pengalaman anak sehingga anak termotivasi untuk belajar. Pendekatan tematik menjawab pertanyaan seperti apa yang diketahui anak, apa yang ingin diketahui dan apa yang telah dipelajari anak.
Dalam pendekatan tematik guru dapat bertanya pada anak apa yang telah mereka ketahui misalnya tentang hewan peliharaan. Jawaban anak ditulis besar sehingga ana dapat melihatnya. Selanjutnya guru bertanya lagi tentang hewan peliharaan dan jawabanpun ditulis besar sehingga anak mengetahuinya dan guru menyarankan agar anak mencari informaasi tentang hewan peliharaan dari orang tua, majalah atau sumber yang lain. Tahap berikutnya guru bertanya pada anak untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Hal ini bermanfaat juga untuk mendapat informasi tentang belajar anak.
4. Standar Kompetensi lulusan RA
Kompetensi terkait dengan mutu dan ketrampilan perorangan untuk melakukan kegiatan secara berhasil. Moeloeng menyatakan behwa kompetensi adalah kemampuan seseorang atau kepercayaan pada diri seseorang akan dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sukses.
Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton yang dikutip oleh Mulyasa mengartikan bahwa kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan Standar kompetensi yang diharapkan dari pendidikan RA adalah tercapainya tugas-tugas perkembangan secara optimal yang meliputi semua aspek kecerdasan sesuai dengan karakteristik dan tahapan perkembangan anak berbasis ajaran Islam.
Anak di RA diharapkan memiliki kompetensi sebaga berikut yang dapat dicapai secara bertahap dan bersifat fleksibel :
• Anak mengenal ajaran Islam, mencintai para nabi dan rasul dan secara bertahap dapat mejalankan ibadah dengan senag hati.
• Anak terbiasa mengucapkan kalimat thayyibah dan senang meniru perilaku baik berlandaskan ajaran Islam.
• Anak menunjukkan perkembangan dalam aspek fisik
• Anak menunjukkan konsep diri kearah positif.
• Anak menunjukkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi secara baik dengan lingkungan
• Anak menunjukkan kemampuan berpikir kearah yang runtut.
• Anak berkomunikasi dengan bahasa yang santun
• Anak menunjukkan perilaku kearah hidup sehat dan terpuji.
• Menunjukkan pemahaman yang positif tentang diri dan percaya diri.
• Mulai mengenal ajaran agama Islam
• Terbiasa mengucap kalimat thayyibah dan meniru perilaku keagamaan
• Menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam sekitar
• Menunjukkan kemampuan berpikir runtut
• Berkomunikasi secara efektif
• Terbiasa hidup sehat
• Menunjukkan perkembangan fisik yang baik
5. Suasana Pembelajaran Yang Kondusif
Motivasi dan konsep diri anak dapat berkembang secara positif ketika guru menekankan pada pembelajaran yang bersifat kerjasama. Salah satu penunjang pencapaian pada anak prasekolah adalah ketika orang dewasa atau guru memiliki harapan tidak berlebihan dan menetapkan standar yang realistis bagi anak sehingga anak memiliki kepercayaan diri.
Suasana kelas yang kondusif yang jauh dari rasa was-was dan ketakuatan sangat berpengaruh terhadap terlaksananya pendidikan itu sendiri. Untuk itu guru harus dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman dari rasa takut, dari ancaman yang merusaka pendidikan anak itu sendiri.
Disamping secara psikis anak merasa aman secara fisikpun juga harus aman. Keberhasilan pelaksanaan program untuk pendidik an di RA/TK sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan yang baik didalam kelas maupun diluar kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya dan sumber belajar pada umumnya harus rapi, menarik, dan dengan efisieni yang tinggi sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
Pengaturan lingkungan belajar dan bermain hendaknya berdasarkan pada prinsip:
1. Tingkat Perkembangan anak
Pengaturan lingkungan belajar dan bermain perlu disesuaikan dengan tingkat peerkembangan anak, baik dalam segi peerkembangan kognitif, motorik, bahasa maupun psikososial.
2. Stimulasi Perkembangan Anak
Lingkungan belajar dan bermain hendaknya diatur dengan tujuan untuk menstimulasi perkembangan anak. Oleh sebab itu lingkungan tersebut harus memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk eksplorasi penyelidikan(inkuriri), interaksi sosial, komunikasi dan peningkatan kemampuan koordinasi gerakan motorik.
3. Menghindarkan Anak Cedera
Lingkungan belajar dan bermain harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan anak dari kemungkinan mendapat cidera. Penempatan alat-alat, pemilihan alat permainan dan pengaturan ruangan perlu memperhatikan keselamatan anak.
Setiap guru harus menyaddari perlunya merancang dan mengorganisasikan lingkungan belajar anak dengan tujuan agar anak selalu tertarik dan berstimulasi untuk belajar.
4. Informasi yang berkaitan dengan Anak yang akan mengikuti kegiatan Belajar
Walaupun melalui informasi tersebut hanya sedikit yang diketahui oleh guru, tetapi informasi tersebut tetap akan menjadi sumber pengetahuan bagi masing-masing guru, informasi tersebut berupa catatan atau laporan tertulis yang dapat diperoleh guru beberapa waktu sebelum sekolah dimulai.melalui pertemuan pertama dengan murid yang datang bersama orang tua akan menambah informasi sehingga kelas dapat dirancang dan diorganisasikan oleh guru sesuai anak didik yang telah diterima.
5. Kegiatan Harus Dilakukan Anak yang Berkaitan dengan Tujuan Khusus yang Hendak Dicapai
Apabila tujuan khusus pembelajaran adalah pengembangan ketrampilan sosial maka guru perlu mengatur ruangan atau lingkungan belajar yang memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi didalam kerja kelompok.

D. PENUTUP
Mendidik anak usia dini di RA/TK sangat membutuhkan sebuah manajemen yang tepat, kesalahan dalam memanajemen sebuah pendidikan akan sangat fatal dan dianggap sebuah pendidikan yang melakukan mal praktek.
Peningkatan mutu pendidikan harus diawali dari guru yang profesional, kurikulum yang bagus,penggunaan pendekatan tematik, standar kompetensi yang bermutu dan suasana yang kondusif
Berawal dari pemilihan pendidik yang profesional, sebab apalah artinya kurikulum yang hebat sarana prasrana yang lengkap namun ditangani oleh pendidik yang jauh dari Islam, pasti akan menuai kegagalan.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan, guru yang berkualitas didukung denga kurikulum yang bagus maka akan melahirkan anak-anak yang hebat dan tercapai cita-cita dalam pembentukan insan kamil.
Kurikulum berkenaan dengan filosofi pendidikan anak , landasan berpikir dalam pemilihan materi untuk anak, program dan suasana belajar didalam maupun luar kelas, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, media sarana prasarana, evaluasi dan assesmen serta kerjasama antar guru, orang tua dan masyarakat sekitar
Berbagai aspek perkembangan anak bersifat saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, ketika anak termotivasi untuk melakukan hal tertentu, mereka menggunakan segala potensinya yaitu antara lain dengan menalar, mengungkapkannya secara lisan. Ketrampilan tersebut tidaklah terpisah, melainkan saling terintegrasi satusama lain secara stimulan. Hal ini berarti belajar pada anak bersifat terpadu dan saling berhubungan.
Berbagai aspek perkembangan anak bersifat saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, ketika anak termotivasi untuk melakukan hal tertentu, mereka menggunakan segala potensinya yaitu antara lain dengan menalar, mengungkapkannya secara lisan. Ketrampilan tersebut tidaklah terpisah, melainkan saling terintegrasi satusama lain secara stimulan. Hal ini berarti belajar pada anak bersifat terpadu dan saling berhubungan.
Standar kompetensi yang diharapkan dari pendidikan RA adalah tercapainya tugas-tugas perkembangan secara optimal yang meliputi semua aspek kecerdasan sesuai dengan karakteristik dan tahapan perkembangan anak berbasis ajaran Islam.
Suasana kelas yang kondusif yang jauh dari rasa was-was dan ketakuatan sangat berpengaruh terhadap terlaksananya pendidikan itu sendiri. Untuk itu guru harus dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman dari rasa takut, dari ancaman yang merusaka pendidikan anak itu sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan program untuk pendidik an di RA/TK sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan yang baik didalam kelas maupun diluar kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya dan sumber belajar pada umumnya harus rapi, menarik, dan dengan efisieni yang tinggi sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak. Selengkapnya...